
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) kembali menyelenggarakan konferensi internasional yang menghadirkan para narasumber bereputasi dari dalam dan luar negeri. Penyelenggaran kegiatan ilmiah tahun ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Kegiatan Konferensi ilmiah pada tahun ini dilaksanakan di Hotel Grand Whiz Nusa Dua, Bali – Indonesia.
Adapun konferensi ilmiah tersebut terbagi menjadi dua agenda konferensi, yakni ICOLLEC (The International Conference on Language, Literature, Education, and Culture) dengan mengangkat tema “Bringing Innovation and Collaboration in Language, Literature, Education, Art and Culture Studies for Sustainable Society”. Lalu ICEL (International Conference on Advances in Humanities, Education and Language) dengan mengusung tema “Supporting Language Education Advancement with Metaverse Technology”.

Tahun ini, penyelenggaraan konferensi ilmiah internasional FIB UB berkolaborasi dengan The 14th AISOFOLL (Annual International Symposium of Foreign Language Learning) Seameo Qitep in Language. SEAMEO QITEP atau Southeast Asia Ministers of Education, Quality Improvement of Teachers and Education Personnel merupakan sebuah pusat regional yang didirikan oleh Southeast Asia Ministers of Education pada 13 Juli 2009. Fokus dari Lembaga ini adalah untuk pengembangan kualitas guru bahasa (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Arab, Jepang, Jerman, dan Mandarin) serta tenaga kependidikan.
Pertemuan ketiga konferensi ilmiah tersebut dilaksanakan selama dua hari, mulai 25 s.d 26 Oktober 2023. Konferensi dilaksanakan dengan sistem hybrid atau dilakukan baik secara luring maupun daring. Kegiatan ini merupakan forum internasional yang bertujuan untuk memberikan ruang pada para peneliti dalam mempresentasikan dan mendiskusikan kemajuan kolaborasi hasil penelitian. Selain itu, forum ini juga untuk berbagi pengalaman dan teknik baru dalam penelitian yang telah dilakukan. Acara ini terbuka untuk peserta dari berbagai negara yang memiliki minat pada ilmu pengetahuan di bidang bahasa, sastra, dan budaya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti sebanyak 1.060 peserta seminar dari dalam dan luar negeri, dengan sejumlah 15 negara, diantaranya Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Jepang, Australia, Pakistan, Algeria, Bhutan, Kamboja, India, Myanmar, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Peserta ICOLLEC dari dalam negeri berasal dari Universitas Nasional Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Padjadjaran, Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Al-Azhar Indonesia, BRIN, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Surabaya, Sekolah Victory Plus iB World School, PT. Gunung Mas Sumanco, Universitas Pendidikan Indonesia, STAB Nalanda, Universitas Timor, Universitas Lambung Mangkurat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SMKN 1 Bojong picung Cianjur, Institut Seni Budaya Indonesia Tanah Papua, Universitas Cenderawasih, Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas Muhammadiyah Bogor Raya, SMKN 3 Denpasar, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Jember, Universitas Esa Unggul, Universitas Widya Dharma, Universitas Sumatera Utara, Universitas Widyatama, IAIN Ponorogo.

Sedangkan peserta dari luar negeri berasal dari Nagoya University, Jepang, Mae Fah Luang University, Thailand, The University of Sydney, Australia, dan Superior University, Raiwind Road Lahore, Pakistan.
Peserta ICEL dari dalam negeri berasal dari Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Brawijaya, Malang, Universitas Sumatera Utara, Universitas PGRI Kanjuruhan, Malang, Universitas PGRI Adi Buana, Institut Agama Kristen Negeri Kupang, Little Camel Islamic Internationally Oriented Elementary School, dan Universitas Al-Azhar Indonesia.
Peserta luar negeri berasal dari Monash University, Australia, International Islamic University Malaysia, Malaysia, Aichi University of Education, Jepang, Business Vocational School of Taiwan National Toucheng, dan Fatoni University, Thailand.

Kegiatan pembukaan acara ini berlangsung pada 25 Oktober 2023, di Auditorium Hotel Grand Whiz Nusa Dua, Bali oleh Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D. Pada kesempatan tersebut, Hamamah menyampaikan bahwa konferensi ini memiliki fokus tema mengangkat teknologi untuk Kemajuan Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Ilmu Budaya.
“Konferensi ini berfungsi sebagai inspirasi, membimbing dalam melewati wilayah teknologi yang belum dipetakan potensi transformatif dalam disiplin akademik kita. Meskipun konferensi didedikasikan untuk menjadi jembatan inovasi dan kolaborasi dalam bidang bahasa, studi sastra, pendidikan, seni, dan budaya untuk masyarakat berkelanjutan. Namun, pada tema bersama ini, kami menggarisbawahi peran penting teknologi dalam memajukan bidang tersebut. Ini adalah eksplorasi yang tepat sebagai konvergensi inovasi, kolaborasi, dan teknologi,” jelasnya.
Selain itu, ketua panitia Konferensi Internasional FIB UB Dr. Emy Sudarwati, S.S., M.Pd. menambahkan, secara umum konferensi ini bertujuan untuk membentuk forum bagi akademisi.

“Forum konferensi ilmiah ini baik ICOLLEC maupun ICEL merupakan sarana pertukaran pengetahuan antara peneliti dan praktisi. Dengan adanya forum ini dapat membangun jaringan antar akademisi yang mempunyai kepentingan yang berkaitan dengan bidang ilmu yang berkelanjutan. Tentunya ini semua demi perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan,” imbuhhnya.
Pada kegiatan konferensi ini, turut mengundang keynote speakers yang memiliki reputasi di bidang keilmuan sesuai dengan tema yang dibahas. Pada kegiatan ICOLLEC mengundang pembicara kunci, yiatu Assoc. Prof. Suzanne Choo, National Institute of Education Nanyang Technological University (Singapura), Dr. Joshua John Jodoin, School of International Studies Kwansei Gakuin University (Jepang), Mr. Gonzalo Peralta, Language Canada (Canada), dan Dr. Esti Junining, M.Pd., FIB UB (Indonesia).
Sedangkan pada kegiatan ICEL mengundang pembicara kunci, yaitu Dr. des. Sascha Bargmann, Goethe Universität Frankfurt Am Main, (Germany), Marianne Nikolov, Ph.D., University of Pécs (Hungary), Dr. Chen Wenqiang, Guangxi Normal University (China), dan Dr. Putu Dian Danayanti Degeng, M.Pd., dari FIB UB (Indonesia).
Untuk para peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat memilih dua opsi yaitu sebagai presenter atau sebagai partisipan. Untuk peserta yang menjadi presenter diharuskan mengirimkan paper (makalah) lengkap. Makalah yang sudah dikirim akan dilakukan seleksi.
Selanjutnya, bagi peserta yang dinyatakan lolos seleksi dapat mempresentasikan dalam kegiatan konferensi. Selain itu, bagi makalah yang dinyatakan memenuhi syarat publikasi akan diterbitkan pada EAI Proceeding dan Jurnal terakreditasi. Peserta juga akan mendapat fasilitas dengan mendapatkan materi dari keynote speaker, seminar kit, snack, dan sertifikat konferensi internasional. [dts/OKY/Humas UB]