Kombinasikan Minyak Rami dan Kedelai, Mahasiswa UB Sabet Tiga Predikat YPIA

Shella Aurrelia dan Faqih Mufidah
Shella Aurrelia dan Faqih Mufidah

Prestasi membanggakan kembali di raih oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Di penghujung Juni lalu, Shella Aurrelia dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Faqih Mufidah dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Dimas Tri Atmojo dari Fakultas Teknologi Pertanian menjadi perwakilan UB dalam Youthpreneur In Action. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Podomoro University pada 22 Juli 2023.

Di ajang ini, Shella dan teman-temannya mempresentasikan produk hiasan dengan bahan baku alam dan aman untuk kesehatan. Melalui Cresilience, ketiganya meramu kombinasi dari minyak rami, kacang kedelai dan bahan alami lainnya menjadi bioepoksi resin yang digunakan sebagai lamp art.

Lamp Art Cresilllience
Lamp Art Cresilllience

Cresilience, menurut Shella, menggunakan bahan alami. “Bioepoksi ini memiliki kandungan asam lemak yang tinggi dan sifatnya tidak mudah menguap. Pembuatannya sendiri menggunakan limbah minyak nabati dengan epoksidasi menggunakan hidrogen peroksida dalam asam asetat”, ujarnya.

Bahan baku minyak rami dan kedelai ini, diambil Shella dan teman-temannya dari petani di sekitar Wagir, Kabupaten Malang. “Karena kami mengusung konsep eco-friendlu, BPA Free dan sustainable, dimana kerajinan yang kami hasilkan tidak mengandung BPA sehingga aman bagi kesehatan manusia. Juga meminimalisir risiko penyakit pernapasan, kanker hingga kematian, andaikata terhirup”, jelas mahasiswi Departemen Ilmu Keperawatan angkatan 2020 ini.

Pengolahan resin epoksi biobased dibuat dari limbah minyak nabati dengan epoksidasi menggunakan hidrogen peroksida dalam asam asetat. Resin epoksi biobased dibuat dengan reaksi pengeras asam seperti asam sitrat (B1), asam tartarat (B2), suksinat anhidrida (B3) dan asam sebacic (B4) dengan limbah minyak nabati yang diepoksi. Viskositas intrinsik berkisar antara 0,06 hingga 0,70 (dL/g) dan stabil secara termal hingga 350oC. Film tipis cor solusi transparan kecuali B4. Film resin benar-benar terurai dengan menggunakan butiran bakteri (terdiri dari konsorsium bakteri) dalam waktu 14-135 hari. Sedangkan untuk proses pembuatan lamp art, Shella menyebut membutuhkan waktu sekitar 1 hari 1 malam untuk setiap buah.

Produk resin ramah lingkungan ini pun banyak diminati. “Hingga saat ini, produk kami sudah terjual sekitar 300 buah. Penjualannya melalui sosial media, karena kami menerapkan sistem pre order dan custom, sehingga memudahkan untuk koordinasi dengan pembeli”, jelasnya.

Melalui Cresilience, tim yang dibimbing oleh Ns. Akhiyan Hadi Susanto S.Kep., M.Biomed ini berhasil meraih 3 predikat sekaligus, yaitu Juara 2, Most Like Product dan Gold Medal di bidang Industri Kreatif. Tiga mahasiswa ini berhasil menyisihkan 400 peserta dari berbagai negara, seperti Portugal, India, Filipina, Vietnam dan lainnya.

Sesuai dengan tema “The Engine of Growth and Development of The World”, para peserta harus mempresentasikan ide bisnis di hadapan dewan juri. “Youthpreneur 2023 kali ini sangat luar biasa karena bertujuan untuk mengumpulkan mahasiswa di seluruh dunia untuk dapat berbagi ide inovasi bisnis mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan ide mereka dan menginspirasi generasi muda lainnya untuk berkontribusi menciptakan solusi atas masalah yang ada di dunia dengan inovasi baru lainnya” imbuh Faqih Mufidah.

“Kami sangat bangga karena dapat membawa nama Universitas Brawijaya di kancah Internasional melalui perlombaan ini, mereka pun berharap dapat terus memiliki keberlanjutan usaha yang telah berjalan dari tahun lalu tersebut”,pungkasnya. (VQ)