Kolaborasi antara mahasiswa FISIP-FIB Berbakti Desa (FBD UB) Kelompok 24 Universitas Brawijaya (UB) dan KKN Terpadu dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan dukungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang serta Pemerintah Desa Tamansari, telah sukses menggelar program penyuluhan bertajuk “Smart Kambing”.
Acara ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada peternak kambing mengenai manajemen reproduksi, manajemen pangan, dan kesehatan hewan ternak. Program ini bukan hanya melibatkan mahasiswa KKN dari UB dan IPB, tetapi juga bekerja sama erat dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang serta Pemerintah Desa Tamansari.
Kolaborasi ini memastikan adanya pendekatan yang komprehensif dalam menyampaikan materi-materi penting kepada masyarakat peternak di Desa Tamansari, Kecamatan Ampelgading.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang serta Pemerintah Desa Tamansari dalam menjalankan program ini. Kolaborasi ini memungkinkan kami untuk memberikan layanan dan informasi yang lebih baik kepada masyarakat,” ungkap Arza, Ketua Kelompok FBD UB Kelompok 24.
Acara dimulai dengan sesi sosialisasi yang intensif mengenai manajemen reproduksi hewan ternak. Dokter hewan dari Dinas Peternakan memberikan penjelasan tentang teknik-teknik pembiakan yang tepat, seleksi induk yang baik, serta pentingnya memahami siklus reproduksi untuk meningkatkan produktivitas ternak.
Para peserta yang hadir sebanyak 85 orang dari berbagai kalangan peternak, sangat antusias mengikuti setiap sesi penyuluhan. Pemateri juga diberikan informasi terbaru mengenai manajemen pangan ternak, termasuk pemberian pakan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi kambing.
Salah satu kegiatan penting dalam program ini adalah pemeriksaan langsung terhadap kandang-kandang ternak di Desa Tamansari. Tim dokter hewan melakukan pengecekan terhadap 23 kandang kambing untuk memastikan kondisi lingkungan yang sehat dan mendukung pertumbuhan ternak yang optimal. Selain itu, dilakukan juga Ultrasonografi (USG) untuk mengecek kondisi kesehatan reproduksi kambing secara lebih mendetail.
“Penggunaan teknologi USG memungkinkan kami untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan reproduksi kambing, seperti kehamilan dan kondisi organ reproduksi yang mungkin mengalami gangguan,” ungkap salah satu anggota tim dokter hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Malang. Kehadiran program “Smart Kambing” mendapat tanggapan positif dari masyarakat Desa Tamansari. Mereka menyambut baik adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola peternakan kambing secara lebih baik.
“Berkat program ini, kami mendapatkan pengetahuan baru yang sangat berguna untuk meningkatkan hasil ternak kami. Kami berharap program semacam ini dapat terus diadakan secara berkelanjutan,” ujar Dian, salah seorang peternak kambing dari Desa Tamansari.
Daniel selaku penanggungjawab program kerja menegaskan bahwa tujuan dari program “Smart Kambing” tidak hanya berhenti pada penyuluhan saja, tetapi juga untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dalam sektor peternakan kambing di wilayah tersebut.
“Kami berharap, melalui kolaborasi yang baik ini, kami dapat memberikan dampak yang positif dan nyata bagi peternakan kambing di Desa Tamansari,” tambahnya.
Program “Smart Kambing” tidak hanya merupakan wadah untuk memberikan pendidikan dan bantuan teknis kepada peternak, tetapi juga menjadi pembuktian nyata akan peran mahasiswa dalam pembangunan lokal. Dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan dan pemerintahan daerah, diharapkan program semacam ini dapat menjadi contoh bagi upaya-upaya serupa di seluruh Indonesia. (*/Humas UB)