Kembangkan Ilmu Jurnalistik, Kompas adakan Workshop Literasi

Workshop Literasi Jurnalistik KompasUntuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap media, Harian Kompas bekerjasama dengan PT. Telkomsel dan PT. Pertamina yang didukung oleh Universitas Brawijaya mengadakan Workshop Literasi Kompas. Dengan tema Literasi Milenial yang Kredibel dan Bertanggungjawab, acara ini diadakan pada Sabtu (25/11/2017) bertempat di Ruang Sidang Rektorat, UB.

Bertindak sebagai narasumber antara lain Trias Kuncahyono selaku Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Budi Swarna selaku Kepala Desk Muda Kompas, Banu Astono selaku Editor Desk Nusantara, Erwien Kusumawan selaku Manager Corporate Communications Jawa Bali PT. Telkomsel, Luthfi Kukuh Pambudi selaku SR Sales Retail VII PT. Pertamina, dan Dr. Ir. Imam Santoso, MS. selaku Wakil Dekan II FTP UB. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari UB, Institut Teknologi Malang (ITN), Universitas Negeri Malang (UM), dan IKIP Budi Utomo.

Dalam sambutannya, Trias Kuncahyono berupaya agar mahasiswa dapat menulis. “Kita dapat melihat tulisan mahasiswa contohnya skripsi, apakah dia bisa berpotensi untuk menulis yang baik,” Jelas Trias

Selain itu, Dr. Ir. Imam Santoso, MS. mengapresiasi kepercayaan Kompas kepada Universitas Brawijaya yang menjadi tuan rumah acara pelatihan jurnalistik.

Lebih lagi, Erwien Kusumawan menambahkan dalam sambutannya, saat ini generasi sekarang sangat lengket terhadap gawai. “Dengan generasi milenial yang seringnya menggunakan gadget, teknologi, dan lain sebagainya membuat dia cenderung untuk malas menulis,” Imbuh Erwien.

Materi Workshop Jurnalistik sendiri diisi oleh dua pembicara yang terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama adalah dari Trias Kuncahyono bercerita tentang pengalaman wartawannya, dan sesi kedua diisi oleh Budi Swarna tentang dunia jurnalistik.

Menjadi seorang wartawan tidak lepas dari kegiatan menulis. Trias menjelaskan bahwa seorang wartawan harus selalu mengisi gudang kreatifitas. “Kreatifitas harus selalu diisi, contohnya dengan pergi ke toko buku, galeri, dan lain-lain. Juga, jangan lupa refresing agar dapat muncul ide-ide baru” Ujar Trias. Ia juga menambahkan pula bahwa untuk menambah kosakata dan bahasa, harus rajin membaca buku. Selain itu, belajar sesuatu yang baru pun dinilai perlu untuk menambah  kemampuan dalam menulis. “Menjadi seorang wartawan, lebih lagi seorang penulis, harus memiliki kreatifitas, cepat tanggap, disiplin, dan keberanian. Wartawan harus bisa menulis dengan baik,” Tutup Trias

Tidak hanya menulis, kemampuan fotografi juga harus dimiliki oleh seorang wartawan. Trias menjelaskan wartawan harus memiliki insting dan naluri karena setiap kejadian yang langka harus diabadikan dalam bentuk foto.

Sesi kedua adalah dari Budi Swarna tentang dunia jurnalistik. Budi menjelaskan tentang cara menjadi wartawan yang baik dan benar mulai dari melihat situasi  hingga bagaimana membuka pertanyaan. “Kondisi yang berbeda-beda mengharuskan kita untuk selalu memiliki pola pikir berbeda,” pungkasnya.[Afwega/vicky]