
Fokus studi pada isu kewargaan dan multikulturalisme mendorong para dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Kelompok Kajian Warga Karta bekerjasama dengan LP3M UB menyelenggarakan program Sekolah Keragaman.
Menurut ketua Kelompok Kajian Warga Karta, Dr. Hipolitus K. Kewuel, program Sekolah Keragaman ini adalah program yang dirancang sebagai bagian dari tanggung jawab moral studi pluralisme dan multikulturalisme untuk menanamkan sikap inklusivitas kepada mahasiswa dan masyarakat umum.
“Program ini tidak dilakukan sebagai reaksi atas situasi insidental tertentu, tetapi semata-mata karena ekspresi keilmuan untuk mengolah realitas keragaman yang akan selalu menjadi isu menarik untuk dikaji. Program ini dirancang untuk durasi waktu pelaksanaan selama satu tahun mulai Juli 2021 hingga Juli 2022,” jelasnya.
Sementara itu, menurut ketua program Sekolah Keragaman, Dr. Sigit Parwoto, program ini telah melewati waktu persiapan yang cukup lama dan matang dengan melibatkan berbagai pihak. Selain diskusi dengan para pegiat isu keragaman dan berbagai stakeholders lain, Kelompok Kajian Warga Karta juga berkoordinasi secara khusus dan intensif dengan LP3M UB, yaitu unit pengelola mata kuliah pengembangan kepribadian sebagai mitra utama program ini.
“Sekolah keragaman dirancang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses mata kuliah Pancasila secara khusus di dalam penggarapan tema Etika Pancasila. Dengan demikian, program ini tidak berjalan sendiri, tetapi berada dalam konteks pembelajaran formal di tingkat universitas dengan mahasiswa sebagai subyeknya. Namun jangkauan program ini masih sangat terbatas karena hanya bisa mengakomodir 100 mahasiswa peserta mata kuliah Pancasila. Hal ini dimaksudkan agar mudah koordinasi dan evaluasinya,” tegasnya.
Dr. Sigit juga menambahkan bahwa secara operasional, program ini dirancang pelaksanaannya ke dalam beberapa kegiatan, antara lain persiapan umum untuk menyusun modul dan panduan kerja dengan koordinator Dr. Anas, pembelajaran Pancasila dengan koordinator Destriana Saraswati, M.Phil. dan Emi Setyaningsih, M.Phil., seminar pembuka program dengan koordinator Efrizal, MA, (4) live-in dengan koordinator Nindyo Budi Kumoro, M.A., (5) cangkrukan dengan koordinator Franciscus Apriwan, M.A., (6) penulisan buku hasil olahan pengalaman mahasiswa dan refleksi dosen atas program ini dengan koordinator Manggala Ismanto, M.A., dan (7) seminar penutup program dengan koordinator Siti Zurinani, M.A., dan Fatmawati, M.Sn.
“Semua kegiatan ini sudah dirancang dengan baik dan sangat rigid, tinggal pelaksanaannya saja dari tahap ke tahap. Semoga semuanya berjalan baik dan lancar,” harapnya.
Menurut ketua LP3M UB, Prof. Dr. Ing. Setyawan Purnomo Sakti, M.Eng, program ini adalah sesuatu yang baik dan patut didukung oleh semua pihak. Dalam pendidikan, kehadiran program sekolah keragaman merupakan salah satu cara untuk memberi penguatan kepada mahasiswa tentang makna kebinekaan atau keragaman.
“Program ini juga dapat menjadi bagian dari proses pendidikan karakter yang harus terus dikembangkan oleh UB dalam berbagai aktivitas pembelajaran,” jelasnya. [DTS/Humas UB]