Pada masa pandemi saat ini, beban tenaga kesehatan di Indonesia sudah pasti meningkat signifikan, terutama pada unit perawatan intensif/ICU tempat pasien kritis yang membutuhkan berbagai alat penunjang kehidupan ditempatkan.
Salah satu alat penunjang kehidupan tersebut adalah kateter urin, alat yang membantu pasien mengeluarkan urin.
Dengan adanya kateter urin, tenaga kesehatan dapat mendeteksi secara dini penyakit yang mungkin ada pada pasien.
Namun, sayangnya tenaga kesehatan ICU yang terbatas harus memantau kateter urin secara real-time.
Dilatarbelakangi hal tersebut, lima mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung pada tim Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) terdiri dari Maghfira Rahma Azizah (FK), Indira Swastika Utama (FK), Aliifah Hanantika (FK), Muhammad Rizky Akbar (FT), dan Muhammad Fawwaz Islami (Vokasi) dibawah bimbingan Dr. Yulian Wiji Utami, S.Kp., M.Kes, menciptakan kateter urin terintegrasi IoT untuk pasien ICU di rumah sakit.
“Pemantauan keluaran urin oleh tenaga kesehatan pada pasien saat masa pandemi sangat tidak efisien. Dengan diciptakannya kateter evaluasi urin otomatis ini, diharapkan beban kerja tenaga kesehatan dapat berkurang sehingga bisa mengalokasikan waktu dan tenaganya dalam mengerjakan hal lain dengan urgensi yang lebih tinggi,”kata salah satu anggota tim, Maghfira.
KATALIS yang dibuat memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan kateter canggih lainnya, yakni memiliki tiga sensor untuk memantau perubahan warna, volume, dan pH pada urin pasien secara real-time.
Dengan KATALIS, tenaga kesehatan dapat memantau perubahan urin pada pasien tanpa harus menghampiri pasien satu per satu secara langsung seperti yang biasanya dilakukan.
KATALIS terhubung dengan aplikasi IoT yang dilengkapi dengan notifikasi jika terdapat kondisi yang mengharuskan tenaga kesehatan untuk menindaklanjuti perubahan urin pasien tersebut secara langsung.
Selain itu, pada aplikasi KATALIS terdapat fitur profil pasien yang menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan yang bersangkutan mencakup rekam medis, data hasil evaluasi sensor, dan grafik data hasil evaluasi sensor yang disajikan per jam.
KATALIS menggunakan tiga sensor yang dipasang untuk menunjang fungsinya, yaitu sensor warna TCS3200, sensor pH meter DF Robot V1.1., dan sensor water-level. Sensor tersebut diaktifkan dengan cara menghubungkan adaptor pada sumber listrik.
Pemasangan kateter urin evaluasi otomatis ini sama seperti kateter urin pada umumnya, sehingga tenaga kesehatan tidak kesulitan dalam penggunaan kateter ini.
Perbedaan lain pada KATALIS dengan kateter urin pada umumnya adalah penggunaan akrilik sebagai pengganti kantung urin sekali pakai.
Maksud dari penggunaan akrilik tersebut ialah untuk menghemat penggunaan plastik yang digunakan untuk produksi kantung urin sekali pakai.
Untuk membuang urin, pengguna tidak perlu membongkar balok akrilik, cukup dengan membuka lubang yang ada di samping balok pengguna sudah dapat mengosongkan balok akrilik tempat urin ditampung.
KATALIS berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta tahun 2021 dan akan berjuang menuju ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV 2021 bulan Oktober mendatang. (AFH/Humas UB)