Kemampuan adaptasi dalam masa pandemi dibutuhkan di semua bidang, termasuk dalam bidang Pendidikan. DI era new normal, ada banyak masalah yang harus diselesaikan. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Perencanaan, Prof.Dr.Ir. Moch. Sasmito Djati, M.S secara virtual kepada mahasiswa baru.
Dalam paparannya tentang Pelaksanaan Tri Dharma di Era New Normal, perencanaan terhadap hal yang baru dibutuhkan. “Sehingga ketika kita berada di luar hal yang kita kuasai, kita harus berpikir bagaimana normalitas ini harus dilakukan. New normal adalah keseimbangan baru setelah terjadi adanya stres alamiah, yang menyebabkan banyak penyesuaian dan perubahan dalam kehidupan, dalam hal ini stres akibat Covid-19”, ujar Profesor dari FMIPA ini.
Hal penting yang harus dipikirkan ketika berhadapan dengan pandemi, ujarnya, ada dua hal yang harus disiapkan. “Pertama, apakah siap mati untuk itu? Ataukah justru siap bekerjasama dengan pandemi ini? Pilihan kita, menurut saya, adalah bekerjasama dalam new normal”, terang alumni UKM Perisai Diri ini.
Dalam menjalankan new normal, kampus perlu melakukan penyelarasan. “Pelaksanaan virtual learning tidak dapat berjalan sempurna. Untuk itu, UB telah menyiapkan banyak hal, bantuan kuota, membuat aturan dan panduan untuk menuju new normal. Pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi harus fleksibel, tapi harus punya keyakiinan masa depan cerah”, terangnya.
Normal baru, imbuhnya, sesederhana seperti menjaga jarak, rajin cuci tangan, pahami kondisi fisik sebelum memutuskan bepergian dan adaptasi dengan hal sederhana namun wajib dilakukan sebagai bentuk kesadaran berasama. “UB juga telah menerapkan aturan terkait new normal, yang harus dilakukan sebelum memasuki kampus”, jelas dosen FMIPA ini.
Selaras dengan paparan Sasmito, Ketua Tim Monitoring Evaluasi Fasilitasi Implementasi Kampus Tangguh, Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si (Ak) juga menjelaskan tentang pentingnya priortas kesehatan dan keselamatan peserta didik, dosen dan tenaga kependidikan.
“Prinsip penyelenggaraannya melalui Peraturan Rektor nomor 35 tahun 2020, Kampus Tangguh UB diselenggarakan dengan prinsip pengutamaan kesehatan dan keselamatan, keadilan, kebajikan, kemanfaatan, efektivitas dan efisiensi dan tanggung jawab”, ujarnya. Pelaksanaan Kampus Tangguh meliputi tataran akademik, penyelenggaraan keuangan dan kemahasiswaan. Dalam tatanan ini, perlu dipahami ada 3 tahapan, yaitu masa respon skema ketat, transisi menuju new normal dan normal baru pasca pandemi.
“Mengenali kemungkinan keadaan diri dan orang lain saat pandemi juga penting dalam mencegah pandemi. Pencegahan covid-19 di tingkat komunitas dilakukan dalam berbagai bentuk, penyelenggaraan akademik secara daring, mampu menahan diri untuk tidak berkerumun serta kampanye rajin pakai masker adalah beberapa contohnya”, terang pria yang pernah menjabat sebagai Dekan FISIP UB ini.
Kepada peserta maba, Unti menekankan untuk tetap berada di rumah dan memastikan koneksi baik untuk kelancaran proses perkuliahan. “Sehingga situasi belajar di rumah tetap kondusif dan pahami materi perkuliahan dengan baik.”, pungkasnya. [VQ]