Manager Marketing & PR Jatim Park Group Titik S. Ariyanto, SE., MM. berkesempatan menjadi Dosen Tamu di hadapan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP UB. Ia hadir berbagi pengalaman sebagai public relation officer di bidang pariwisata dengan tema Manajemen Krisis dan Risiko dalam Industri Praiwisata, Kamis (13/6/2024).
Salah satu tips yang diungkapkannya adalah bagaimana menghadapi awak media di tengah krisis. “Jangan malu bertanya, sebelum bertemu wartawan. Tanyakan kira-kira apa yang akan mereka tanyakan saat wawancara,” ungkapnya.
Dikatakan Titik, setelah mengetahui daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan wartawan, maka bisa dilanjutkan dengan menggali sumber informasi di lapangan bahkan bisa meminta pertimbangan CEO terkait jawaban yang akan dikeluarkan. Ini pernah dialaminya saat menghadapi isu bangkrutnya Jatim Park karena dampak krisis pandemi Covid-19.
“Ketika viral di Tiktok kalau Jatim Park bangkrut, itu wartawan mau wawancara, saya tanya dulu ke CEO apa yang harus saya sampaikan,” tuturnya.
Dalam pemaparannya, Titik menjelaskan berbagai risiko yang bisa dihadapi destinasi wisata, seperti kendala teknis wahana, bencana alam, dan kecelakaan permainan. Selain itu, komunikasi risiko yang dilakukan Jatim Park Group mencakup informasi terkait penutupan destinasi wisata, kondisi cuaca, serta wahana yang sedang diservis.
Selain itu, ia juga menceritakan strategi Jatim Park melakukan rebranding pasca pandemi. Disampaikannya ia melakukan media gathering wartawan lokal dan nasional serta transparansi informasi. Sedangkan strategi pemulihan citra meliputi peluncuran branding baru “Liburan? #JatimParkAJA”, kegiatan CSR dan promosi melalui media sosial.
Dalam kegiatan ini juga turut hadir Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Maulina Pia Wulandari, S.Sos, M.Kom, Ph.D. Dosen alumni Universitas Newcastle ini menekankan pentingnya mata kuliah Komunikasi Pariwisata yang telah ada di Universitas Brawijaya sejak tahun 2004, sebagai respon atas potensi pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur.
Manajemen risiko dan krisis di industri pariwisata harus dirumuskan dengan saksama dan disesuaikan dengan karakter serta skala dampaknya. Kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan wawasan praktis bagi para mahasiswa dan peserta dalam menghadapi dan mengelola risiko serta krisis di sektor pariwisata. [sherly/sitirahma]