Pada Jumat (21/6) Tim pengelola dana abadi UB melaksanakan pertemuan dengan Dr. Machsus selaku Pimpinan Pengelola Dana Abadi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Kegiatan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Gedung Rektorat lantai 7. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka berdiskusi dan berbagi informasi terkait pengelolaan dana abadi yang dilaksanakan oleh ITS.
Pada pertemuan itu dihadiri oleh Rektor UB Prof. Widodo, Wakil Rektor (WR II) Bidang Keuangan dan Sumber Daya Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, SH., MH, Ketua Tim Pengelola Dana Abadi UB Achmad Wicaksono Ph. D, beserta anggota tim lainnya. Pada sambutannya Rektor UB menyampaikan terimakasih atas kesediaan dan kedatangan Dr. Machsus selaku Pimpinan pengelola dana abadi ITS di UB. UB saat ini serius untuk memulai pengelolaan dana abadi. Berbagai cara akan dilakukan untuk menghimpun baik dengan sekema bantuan alumni, pihak lain hingga wakaf.
Harapannya UB akan mendapatkan energi lebih dengan adanya pengelolaan dana abadi yang baik. Tanpa kita pungkiri, bahwa banyak perguruan tinggi besar di luar dan di dalam negeri dapat meningkatkan kualitas dan eksistensinya dengan topangan dari pengelolaan dana abadi yang baik.
“Terimakasih kami sampaikan kepada Pak Machsus atas kesediaanya datang dan berbagi informasi di UB. UB saat ini serius untuk memulai pengembangan dan pengelolaan dana abadi UB. Semoga informasi yang disampaikan nanti mampu membantu UB untuk mengelola dana abadi dengan baik dan mampu membantu meningkatkan kualitas UB terkait pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi,” jelas Widodo.
Pada kesempatan itu Machsus menyampaikan contoh, salah satunya Di Harvard, pengelolaan dana abadi telah mencapai umur sekitar 50 tahun. Harapannya jika kita memulai saat ni, maka 50 tahun mendatang dapat menjadi besar seperti contoh tersebut diatas. Proses penggalangan dana untuk penguatan pendidikan perlu juga dlakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Di Indonesia konsep wakaf dapat di adopsi untuk pengelolaan dana abadi ini.
“Di ITS saat ini juga masih memiliki sumberdaya yang kecil. Diperlukan waktu dan proses yang tidak singkat, sehingga ITS sesegera mungkin untuk memulai program ini. Seperti yang kita ketahui, sepuluh besar perguruan tinggi besar di dunia saat ini mendapatkan topangan dana abadi yang kuat. Hal ini kemudian menjadi motivasi bagi ITS untuk segera mengelola dana abadi dengan baik, jelas pria yang baru saja dilantik menjadi Wakil Rektor II di ITS tersebut.
“Pada masa sebelumnya, berapapun donasi yang diberikan oleh alumni selalu disalurkan secara keseleuruhan. Misalnya diberikan untuk beasiswa, maka semua akan disalurkan kepada penerima. Muncul kekhawatiran jika penyaluran dana tidak tepat sasaran dan tidak efektif. ITS kemudian merubah paradigma tersebut, donasi dari alumni kemudian di salurkan ke dana abadi, kemudian dikelola, serta selanjutnya hasil dari pengelolaan dari dana abadi tersebut digunakan untuk menopang jalannya tri dharma perguruan tinggi, contohnya untuk pemberian beasiswa. Kedepan harapannya dapat membatu pengembangan riset dan pengabdian kepada msyarakat. Untuk Menggalang Dana ITS memiliki strategi, misalnya ikut serta dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh alumni,” lanjut alumni S3 Teknik Sipil UB ini. [pon/humas]