Kamis (15/05/2025), Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan diseminasi atas penelitian salah satu mahasiswi Doktoralnya yakni Else Agustina. Disertasi Else yang berjudul “Pemodelan Tingkat Kematangan (Maturitas) Kolaborasi Pada Proses Persiapan Operasi Efektif dan Faktor Determinannya” (Studi “Exploratory Sequential Mixed Method”) membahas tentang kolaborasi antarprofesi di rumah sakit.
Berdasarkan penelitian Else, kasus miskomunikasi dalam proses operasi atau pembedahan menduduki peringkat tertinggi dalam masalah yang menyangkut dengan keselamatan pasien. Sedangkan, tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat membutuhkan kerjasama multi-progresif dan kolaborasi antarprofesi. Menyadari hal tersebut, Else memfokuskan penelitiannya pada interprofessional collaboration (IPC) agar dapat meningkatkan jaminan keselamatan pasien.
“Sejauh ini, belum ada penelitian yang secara spesifik mengidentifikasi faktor determinan IPC, belum ada pula model kematangan (maturitas) yang spesifik untuk mengukur, juga instrumen pengukuran berupa kuesioner yang membahas tentang hal tersebut secara spesifik,” ujarnya.
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan model kematangan (maturity model) dan instrumen pengukuran untuk mengetahui tingkat kematangan IPC pada rumah sakit dalam persiapan operasi yang efektif.
Else yang saat ini juga tengah menjabat sebagai Ketua Komite Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) berharap, “Dengan adanya penelitian ini, manajemen rumah sakit dapat melakukan intervensi perbaikan sistem pelayanan agar dapat mendukung program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.”
Model preoperative interprofessional collaboration maturity model (P-ICMM) berhasil disusun terdiri dari lima level yang diuji oleh tiga pakar dari bidang keperawatan medikal bedah, ortopedi, dan manajemen rumah sakit. Model P-ICMM ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pengembangan instrumen kuesioner yang berisi 17 butir pertanyaan. Dijelaskan, instrumen ini dapat mengukur tingkat kematangan IPC secara komprehensif dan aplikatif.
“Penelitian ini sudah diterbitkan dan diterima pada dua jurnal internasional terindeks scopus Q2, dan sedang dalam proses review pada satu jurnal internasional terindeks scopus Q2 lainnya. Kami juga telah mendapatkan paten sederhana terkait instrumen pengukuran kuesioner,” jelas Else.
Drs. H. Wakidi selaku dewan pengawas RSU UMM yang turut menghadiri acara memberikan harapannya, “Penelitian ini bagus sekali, kita harus menindaklanjuti bagaimana penerapan-penerapannya. Saya kira nanti bisa langsung diterapkan, jadi kalau melakukan pelayanan, harus mengikuti hasil penelitian dari Else. Kalau misalkan sukses di RSU UMM, nanti rumah sakit juga bisa merujuk ke penelitian ini.”
Dekan FK UB, Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si.Med, Sp.A(K)., turut memberikan pesan, “Saya ucapkan selamat kepada Else karena telah menyelesaikan studinya dengan baik dan cepat. Mudah-mudahan hasil dari penelitian ini bisa diimplementasikan dan tetap berjalan,” tutupnya.[ema/aik]