Integrasi Pengembangan Sapi Potong dan Tanaman Pangan di Kabupaten Gorontalo

ujian disertasi daring atas nama Rita Suzana Marwaty, S.Pt.,M.Si.

Permintaan daging sapi lokal di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun ketersediaannya belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang mencapai 663.290 ton/tahun, berdasarkan data BPS 2016.

Hal itu disebabkan laju permintaan tidak dapat diimbangi dengan pertambahan populasi dan peningkatan produksi. Oleh karenanya peluang pengembangan ternak sapi potong masih terbuka lebar dengan mengoptimalkan potensi sumber daya pakan.

Disisi lain inovasi teknologi berupa pertanian terpadu merupakan sistem yang berkesinambungan, artinya limbah baik dari peternakan maupun pertanian dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga memberikan prospek baru dalam mewujudkan pembangunan pertanian berwawasan lingkungan. Yaitu dengan inovasi teknologi sederhana yang dapat mengubah kotoran ternak menjadi pupuk organik dalam upaya memperbaiki unsur hara lahan pertanian. Serta menggunakan limbah pertanian sebagai pakan ternak.

Hubungan pengembangan kedua faktor tersebut diteliti lebih mendalam oleh staf pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo, Rita Suzana Marwaty, S.Pt.,M.Si. Riset dilakukan bersama dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), yaitu Prof. Dr. Ir. M. Nur Ihsan, MS, Prof. Dr.Sc.Agr. Ir. Suyadi, MS, IPU ASEAN.Eng, dan Dr. Ir. Umi Wisaptiningsih, MS.

Sebab Rita tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Doktor Fapet UB yang tengah menyusun laporan akhir disertasi. Penelitian itu berjudul “Optimasi Integrasi Usaha Sapi Potong dengan Tanaman Pangan Berbasis Pemanfaatan Limbah di Kabupaten Gorontalo”, dan diujikan secara daring, Rabu (25/08/2021).

Menurutnya tujuan penelitian adalah untuk mengalisis potensi ketersediaan limbah pertanian sebagai pakan ternak dan limbah usaha sapi potong sebagai pupuk organik. Sehingga menciptakan model integrasi usaha sapi potong dengan tanaman pangan secara optimal dalam kaitan peningkatan ekonomi rumah tangga petani peternak. Disamping itu juga menganalisis peningkatan nilai tambah integrasi ternak sapi potong dengan tanaman pangan dalam status keberlanjutan di Kabupaten Gorontalo.

Sampel penelitian berasal dari 100 orang petani peternak yang berada di tiga kecamatan dan enam desa Gorontalo. Data yang diperoleh menunjukkan potensi ketersediaan limbah tanaman pangan dan limbah usaha sapi potong. Sehingga memungkin untuk menerapkan integrasi usaha sapi potong-tanaman pangan dengan pola padi-jagung-ternak.

Hasil analisis pengolahan data menyimpulkan potensi ketersedian limbah pertanian tanaman pangan dan limbah usaha sapi potong yang dimiliki petani di Kabupaten Gorontalo saat ini memungkinkan untuk menerapkan usahatani tanaman dan ternak secara terintegrasi. Menggunakan pola usahatani tanam padi – jagung 2,12 ha dengan satu ekor ternak.

Akan tetapi keputusan petani untuk memilih usahatani tanaman dan ternak secara terintegrasi ditentukan oleh tersedianya pasar produk sampingan tanaman maupun kompos. Tanpa didukung oleh pasar produk antara, maka pendapatan yang dapat diterima dari model integrasi lebih rendah dari model tanpa integrasi. (dta/Humas UB)