Inkubator Aglaonema Berbasis Internet of Things Karya Mahasiswa UB

Tampilan pada aplikasi smartphone.

Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat inkubator untuk tanaman aglaonema yang dapat membantu menjaga suhu, kelembapan, serta kesterilan yang dapat dikontrol melalui bantuan aplikasi smartphone dan juga internet. Teknologi berbasis Internet of Things ini dibuat oleh tim yang  terdiri dari Almas Bilqis Fisabila (FMIPA), Hafizd Mahardhika (FMIPA), Mohammad Hisyam Risyad (FMIPA), Nabila Almayda (FMIPA), dan Richard Benedict (FTP), serta didanai oleh DIKTI pada Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori bidang Penerapan Iptek.

Teknologi ini terwujud sebagai solusi untuk permasalahan dari Blimbingwolo Nursery, salah satu UKM yang bergerak dalam perdagangan dan budidaya aglaonema. Selama ini, Blimbingwolo Nursery membudidayakan aglaonema secara konvensional dan keadaan lingkungan di tempat mitra membuat peluang keberhasilan stek menjadi kecil.

Inkubator Aglaonema Terintegrasi Kontrol Suhu, Kelembapan, dan Kesterilan karya Mahasiswa UB.

Disampaikan Ketua Tim Almas Bilqis Fisabila, peluang stek hidup pada budidaya aglaonema Blimbingwolo Nursery hanya sekitar 42 persen dari 300 stek batang aglaonema. Kegagalan stek batang mengakibatkan kerugian paling sedikit mencapai 8,7 juta per periode stek. Hal ini dikarenakan suhu udara di tempat ini berkisar pada 25-32 °C dan kelembapan 70 persen di saat musim hujan.

Pada saat musim kemarau, kelembapan di tempat mitra dapat jauh berkurang. Namun, penyiraman terlalu sering dapat mempercepat busuknya stek batang dikarenakan patogen-patogen pengganggu dapat berkembang lebih cepat.

“Inkubator kami memiliki keunggulan dapat mempertahankan keadaan suhu dan kelembapan ideal serta menjaga kesterilan stek aglaonema itu sendiri, sehingga persentase kegagalan budidaya aglaonema dapat ditekan,” kata Almas.

Alat ini bekerja secara otomatis dan saling terintegrasi dengan berbasis internet of thing yang menggunakan aplikasi smartphone. Dengan menggunakan inkubator ini, tingkat keberhasilan mitra dapat meningkat sebesar 83,5 persen dengan jumlah stek batang yang berhasil tumbuh sebanyak 84 dari 100 stek batang yang ditanam. [Almas/Humas UB]