Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya yang dipimpin oleh Tia Subekti S.IP., MA, bersama Irma Fitriana Ulfah, S.IP., M.Si dan lima mahasiswa lainnya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema aksi kolaboratif dalam upaya pencegahan kekerasan pada anak di lingkungan sekolah di SDN Tunjungsekar 4 Kota Malang, Jumat (17/5/2024) .
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Tia Subekti menjelaskan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kekerasan pada anak yang terjadi di lingkungan sekolah.
“Di Indonesia sendiri kasus kekerasan pada anak mencapai 24.158 kasus yang telah dilaporkan sepanjang tahun 2023,” katanya.
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut diikuti oleh siswa kelas 1, 2 dan 3 SD dengan total peserta sejumlah 60 siswa. Kegiatan diisi dengan penyampaian materi, bermain game, dan juga bernyanyi bersama.
Tia Subekti menyampaikan aksi kolaboratif dalam pencegahan kekerasan pada anak di lingkungan sekolah harus melibatkan berbagai pihak yaitu siswa, guru dan karyawan di lingkungan sekolah serta orang tua.
Dia juga mendorong para siswa untuk berani melapor kepada guru dan orang tua jika mendapatkan perbuatan yang kurang menyenangkan dari teman atau pihak lain di sekolah.
“Kami juga membantu memberikan pemahaman kepada siswa sekolah dasar tentang ragam jenis kekerasan yang mungkin terjadi pada mereka seperti memukul teman, mengejek, menyembunyikan barang milik teman, atau meminta uang jajan teman,” jelasnya.
Aksi kolaboratif berikutnya juga dilakukan dengan meningkatkan peran pengawasan oleh guru kepada aktivitas belajar anak di lingkungan sekolah. Memastikan ruang aman dan nyaman bagi anak dan mudah diawasi.
“Hal ini dikarenakan banyak kasus kekerasan pada anak dialami oleh anak di sekitar sekolah namun tidak terlihat oleh guru seperti di belakang kelas, di dekat toilet atau tempat-tempat lain yang jauh dari pengamatan guru,” jelas dosen Ilmu Pemerintahan UB ini.
Oleh karena itu menurut Tia, penting memberikan kamera pengawas di lingkungan sekolah sebagai salah satu bentuk dukungan infrastruktur dalam meminimalisir kekerasan di lingkungan sekolah.
“Terakhir orang tua harus turut memberikan pemahaman dan memastikan anaknya tidak menjadi korban maupun pelaku kekerasan,” pungkasnya.
Sebagai penutup dalam kegiatan tersebut tim pengabdian masyarakat mengenalkan tepuk anti bullying dan lagu anti bulliyng dengan harapan siswa mudah mengingat dan menerapkannya dalam kegiatan usehari-hari mereka. (*/OKY/Humas UB)