Ibnus Shabil, Juara 1 Baca Puisi Tema Indonesia Sehat

Ibnus Shabil, mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FIB UB

Ibnus Shabil, mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) angkatan 2023, meraih juara satu lomba Baca Puisi Nasional, (14/03/2025). Kompetisi yang mengangkat tema “Generasi Emas, Indonesia Sehat!” ini diselenggarakan oleh Aiska University, dan diikuti 40 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini menjadi wadah generasi muda mengekspresikan bakat seni mereka, khususnya dalam bidang sastra dan seni suara.

Dalam lomba yang diadakan secara daring, para peserta diminta untuk merekam penampilan berpuisi dan mengirimkan kepada panitia. Peserta diberikan kebebasan mengekspresikan puisi sesuai gaya dan kreativitas mereka. Para juri melakukan penilaian berdasarkan penghayatan, artikulasi, penguasaan teks, ekspresi, dan kreativitas.

Ibnus Shabil menampilkan interpretasi yang kuat melalui video yang dikirimkan. Dengan penguasaan vokal yang matang, ekspresi wajah, serta pengaturan visual yang mendukung, Ibnus berhasil menarik perhatian para juri.

“Saya menganggap membaca puisi bukan hanya soal menyampaikan kata, tetapi soal menyampaikan jiwa dan makna dari setiap barisnya,” ujarnya.

Dalam persiapannya, Ibnus memilih puisi yang memiliki makna mendalam, kemudian mempelajari isi dan tema puisi secara menyeluruh, melakukan latihan pengolahan vokal, serta mencoba berbagai warna suara yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

“Saya belajar dari para pemenang lomba baca puisi, penyair, dan sastrawan nasional seperti Peri Sandi, Ade Kurniawan, Sulkhan, Helvy Tiana Rossa, Iin, dan H.S Dillon,” jelas Ibnus.

Selain pengolahan vokal, Ibnus juga mempertimbangkan aspek visual dalam videonya. Pengaturan pencahayaan, latar belakang yang relevan, serta penggunaan kostum menjadi bagian dari totalitas penampilannya. Ia mengungkapkan bahwa setiap detail tersebut memiliki peran penting untuk menciptakan suasana yang tepat dan mendukung makna puisi yang dibacakan.

Tidak hanya berhenti pada aspek teknis, Ibnus juga memiliki metode unik dalam mendalami puisi yang akan dibacakannya. Ia menyebut tahap ini sebagai “kawin dengan puisi”, di mana ia berusaha menjadi penyair yang menulis puisi tersebut. Hal ini membantunya dalam menyampaikan makna dengan penghayatan penuh dan membangun koneksi emosional dengan penonton.

Dukungan teman-teman dan dosen FIB UB turut menjadi motivasi besar bagi Ibnus. Ia mengaku sering mendapat masukan dari rekan-rekannya untuk terus memperbaiki performanya. “Saya bersyukur memiliki lingkungan yang mendukung dan memberikan banyak masukan positif,” ungkapnya.

Dengan keberhasilannya, Ibnus berharap dapat terus mengembangkan bakatnya dalam seni baca puisi. Ia juga berharap keberhasilannya bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan berprestasi dalam bidang seni, terutama seni sastra.

“Saya ingin terus berkembang dan belajar, serta membawa nama UB lebih dikenal di kancah nasional melalui seni dan sastra,” pungkasnya. [RST/MIT]