Growth Lamp Tenaga Surya untuk Peningkatan Kualitas Tanaman Bawang

Bawang merah adalah salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahan makanan ini dipastikan akan selalu tersedia di setiap rumah tangga dan industry kuliner, dari skala kecil hingga besar. Namun begitu, adakalanya ketersediaan bawang merah dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan hingga harus mendatangkan bawang merah dari luar negeri.

Badan Pusat Statistik di tahun 2020 merilis data bahwa impor bawang merah Indonesia mencapai  US$ 1,36. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 148,9% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar US$ 545 ribu, dan menimbulkan keresahan petani bawang akan harga yang beredar di pasaran.

Growth Lamp Tenaga Surya

Salah satu permasalahan bawang terletak pada permasalahan pertumbuhan. Padahal pertumbuhan bawang menjadi nilai yang bisa membantu meningkatkan produktivitas. Membantu menjembatani permasalahan ini, UB Tech, salah satu unit inovasi Universitas Brawijaya merilis Growth Lamp Tenaga Surya. Alat ini, menurut  Eka Maulana, ST., MT., M.Eng, selaku Direktur UB-Tech, mampu meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah pada malam hari.

Growth Lamp tenaga surya merupakan lampu pertumbuhan tanaman yang merupakan system pencahayaan buatan dihasilkan oleh sumber lampu LED dari energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya untuk diterpkan pada jenis tanaman berhari Panjang (Long Day Plant). Selain pada tanaman bawang, lampu ini juga dapat digunakan pada tanaman bawang putih, kentang, wortel, maupun jenis tanaman buah lainnya.

“Alat ini dapat digunakan di malam hari. Jadi produktivitasnya bisa terus berjalan, dan dapat digunakan 3-4 jam setelah matahari terbenam”, jelas dosen Fakultas Teknik ini.

Lampu bertenaga surya ini telah digunakan oleh Kelompok Tani Argoayungtani, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sebanyak 4 unit Growth Lamp telah dipasang di ketinggian 1564 m diatas permukaan laut untuk membantu petani meningkatkan hasil dan kualitas bawang merah. “Daerah ini membutuhkan sinar matahari tambahan waktu tambahan saat tidak ada sinar matahari dikondisi malam hari”, jelasnya.

Kunjungan Dirjen Hortikultura Kementan RI

Tidak hanya itu, upaya ini mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian pada saat mengunjungi lokasi kelompok tani Argoayungtani, pada Minggu (23/1/2022). (VQ)