Lima Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya mengolah daging ayam menjadi abon ayam bercita rasa Nusantara dengan merk GALLUS ABON.
GALLUS ABON adalah diversifikasi daging ayam menjadi produk olahan abon dengan varian rasa khas nusantara, seperti rasa rendang khas Minang, rasa andaliman khas Medan, rasa boranan khas Lamongan, rasa matah khas Bali, dan rasa roa khas Manado.
“Alasan kami menciptakan GALLUS ABON berawal dari permasalahan anjloknya harga ayam pedaging di awal tahun 2020 yang banyak merugikan peternak rakyat sehingga mengharuskan peternak menjual ayamnya dengan harga sangat murah bahkan diberikan secara gratis. Ditambah dengan kondisi pandemi seperti saat ini, membuat harga ayam juga berdampak. Oleh karena itu, kami memiliki ide alternatif untuk meningkatkan nilai jual ayam dengan cara mengolah daging ayam menjadi produk abon dengan varian rasa khas daerah nusantara,” jelas Sofia Aulia selaku ketua tim ini.
Sofia menambahkan Keunggulan GALLUS ABON yaitu dapat memenuhi kebutuhan daging masyarakat Indonesia karena terbuat dari daging ayam murni, diolah dengan prinsip ASUH (Aman, Sehat, Unggul, dan Halal), memiliki beberapa varian rasa dan bumbu dengan komposisi khusus, dan memiliki daya simpan lebih lama dengan pengemasan menggunakan kemasan berkualitas food grade, vacuum press dan zip lock, sehingga dapat terhindar dari kerusakan seperti aroma ketengikan.
“Saya optimis GALLUS ABON dapat menjadi oleh-oleh khas Malang dan segera lengkap perizinan dan lainnya, sehingga dapat dikomersialkan menembus pasar nasional dan ASEAN,” kata Dr. Agus Susilo, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng, selaku dosen pendamping tim.
GALLUS ABON ini merupakan usaha mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang memperoleh pendanaan dalam ajang Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2020 yang beranggotakan lima orang, yaitu Sofia Aulia, Yuliyanto Adi, Indha Fitria, Alif Oktavina, dan Ferdi Adi.
GALLUS ABON dapat menjadi solusi makanan halal terhadap kecemasan masyarakat mengenai abon yang tidak halal karena tercampur dengan daging babi dan tikus. GALLUS ABON mempunyai peluang untuk dikomersialkan di Indonesia dan menjadi usaha makanan yang menguntungkan.[PRD/Humas UB]