Minyak bunga matahari merupakan salah satu minyak nabati yang sedang tren di seluruh dunia termasuk Indonesia. Nilai gizi dan manfaat yang dapat digunakan sebagai bahan kosmestik, obat- obatan, minyak masakan rumah, margarin dan keperluan industri lainnya membuat permintaan masyarakat Indonesia semakin meningkat. Akan tetapi, realitasnya produksi biji bunga matahari di Indonesia masih sangat terbatas dan cenderung hanya mengarah pada pemanfaatan biji bunga matahari sebagai bahan pangan.
Hal inilah yang melatarbelakangi ketiga mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya untuk melakukan penelitian guna menggali genotip potensial bunga matahari lokal yang memiliki kandungan minyak tinggi. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ayu Nurlaila Indah (FP 2013), Sanu Dwi Orlimao (FP 2013), dan Maharani Mega Candra Kartika (FP 2014).
“Kami melihat masyarakat maupun industri yang memerlukan minyak biji bunga matahari giat sekali melakukan impor dari negara seperti India. Padahal di Indonesia banyak plasma nutfah bunga matahari yang dapat dikembangkan dan dibentuk menjadi sebuah varietas unggul untuk menekan nilai impor tersebut. Data FAO juga menunjukkan bahwa nilai impor Indonesia terhadap minyak bunga matahari setiap tahunnya selalu meningkat, sementara negara lain saat ini sudah mulai fokus untuk memproduksi minyak nabati dari 90% biji bunga matahari yang dihasilkan,” kata Sanu salah satu mahasiswa yang meneliti bunga matahari.
Saat ini tim dari Fakultas Pertanian sedang melakukan penelitian bunga matahari di Desa Kepuharjo, Malang dan akan segera menganalisis kandungan minyak dari genotip-genotip potensial yang diteliti. Sehingga akan segera didapatkan satu atau beberapa genotip yang memiliki kadar minyak tinggi dan berpotensi untuk dijadikan sebagai calon varietas.
Melalui penelitian ini, dapat dihasilkan informasi karakter agronomi dan genotip bunga matahari yang memiliki daya hasil tinggi dan mampu memproduksi banyak minyak. “Selain itu juga untuk peningkatan pengembangan dan produksi biji bunga matahari hasil persilangan bebas dengan kadar minyak tinggi serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri atas tingginya permintaan terhadap minyak nabati,” terangnya. [vicky/Humas UB]