Euforia masyarakat akan gerhana matahari yang terjadi pada 9 Maret 2016 kemarin juga dirasakan oleh sivitas akademika Universitas Brawijaya (UB). Tim Astrofotografi UB, diketuai oleh Rudy Yuwono ST MSc sudah menyiapkan timnya agar tidak ketinggalan untuk mengabadikan fenomena langka ini.
“Kami sudah menyiapkan dua buah teleskop, yang nanti dipasang di dua titik di UB, di Masjid Raden Patah UB, dan rooftop Fakultas Teknik UB,” kata Ketua Bidang Kehumasan FT-UB ini saat ditemuai di kantornya, Selasa (8/3/2016).
Dua teleskop yang digunakan adalah jenis refraktor LOS MANDY, sama dengan yang digunakan Thierry Legault, seorang astrofotografer kelas dunia dari Prancis yang pernah menerima penghargaan dari NASA Amerika Serikat. Teropong yang dimiliki sejak 2014 ini akan memotret gerhana matahari yang sudah difilter 90% dan image yang ditangkap akan langsung ditransformasikan menjadi data visual di komputer dengan menggunakan software Stellarium.
Dengan Stellarium juga, Rudy bersama dengan Afandy Yusuf dari Astronomy Physic Club (APC) mengadakan simulasi sebelum hari-H.
“Gerhana yang akan tampak di Malang mungkin cuma sekitar 80%, kami sudah menyimulasikannya juga pakai Stellarium, kira-kira gerhananya akan terjadi berapa lama,” terang Afandi saat diwawancarai di rooftop FT-UB sambil menyiapkan teleskopnya.
Malang dan daerah sekitarnya merasakan awal sensasi gerhana pada sekitar pukul 06.21. Puncak gerhana, yaitu saat matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus terjadi sekitar pukul 07.25. Sedangkan akhir gerhana pada pukul 08:38. Sehingga, durasi waktu gerhana bukan hanya beberapa menit seperti yang banyak dipikirkan beberapa orang, tetapi selama 2 jam 17 menit. (mic/Humas UB)
Tim Rudy yang mengamati dari rooftop FT-UB mengabadikan momen langka ini pada beberapa gambar berikut: