FT Arsipkan Bangunan Berserjarah Kota Malang Secara Digital

Segenap Tim di Museum Mpu Purwa
Tim Digitalisasi

Tim dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) melakukan perekaman dan pendokumentasian enam bangunan bersejarah di Kota Malang. Perekaman dilakukan secara digital menggunakan 3D laser scanner.

Enam landmark bersejarah yang dipilih adalah bangunan bersejarah yang membentuk citra kawasan kota Malang hingga tahun 1935, yaitu Alun-alun Tugu Malang, Balaikota Malang, Gereja Hati Kudus, Gereja Ijen, Gedung PLN, dan SMAK Frateran di Jalan Jaksa Agung Soeprapto.

“Kami dapat hibah penelitian dari LPPM UB untuk melakukan digitalisasi pada bangunan bersejarah di Kota Malang dengan teknologi terkini yaitu 3D laser scanner,” jelas Dr.Eng.Ir.Herry Santosa S.T , M.T.,I.PM selaku ketua tim penelitian.

Dikatakan, hasil perekaman digital bisa untuk aset Kota Malang, bisa untuk kepentingan pendidikan maupun pariwisata.

“Digitalisasi ini sebagai antisipasi jika dokumen fisik hancur, data digital ini bisa dipakai sampai kapanpun,” jawabnya.

Alat bisa merekam data eksterior dan interior bangunan cagar budaya dalam bentuk 3D. Selain konstruksi bangunan, alat ini juga memberikan georeferensi atau merekam titik koordinatnya.

“Ini adalah langkah awal untuk management digital asset, bisa juga digunakan sebagai digital tourism baik bagi pemerintah maupun investor. Jadi nanti jika ada revitalisasi, maka bisa mengacu pada data digital ini,” ungkapnya.

Hasil pemetaan digital ini akan diproses oleh tim ahli Leica di Jakarta dan selanjutnya akan diolah oleh UB yang nantinya akan menjadi sebuah data digital yang sudah memiliki georeference.

Salah satu anggota tim,  Adipandang Yudono SSi MURP PhD menambahkan, kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi pemerintah Kota Malang. Data ini  bisa dijadikan referensi bagi publik investor.

“Di Malang ini ada sekitar 37 bangunan cagar budaya yang sudah disertifikasi. Jika terdokumentasi baik foto maupun cetaknya juga 3D bangunannya maka akan mudah menjelaskan kepada inventor mana yang boleh diubah mana yang tidak boleh,” jelas Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ini.

Ia menjelaskan bahwa biasanya perekaman dilakukan menggunakan drone atau foto. Penelitian ini adalah langkah awal untuk digitalisasi aset bangunan bersejarah di Malang.

Dr.Eng Ir Herry Santosa bersama anggotanya, Adipandang Yudono PhD, DrEng Herman Tolle  ST MT (FILKOM), dan M Satya Adhitama ST MSc (Arsitektur) melakukan perekaman digital ini selama enam hari.

“Perekaman 3d laser scannernya hanya enam hari, namun dari persiapan koordinasi tenaga ahli sudah mulai awal Juli dan saat ini seluruh data sedang di proses akhir Agustus nanti di PT Leica,” ujar Ketua Jurusan Arsitektur FTUB (25/Ags/2020).

Bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Wilayah Malang, Pemerintah Kota Malang, PT. ESRI Indonesia, dan PT. Leica Geosystems Indonesia, segenap tim berharap agar kegiatan ini tak berhenti pada enam bangunan ini saja, namun juga merambah ke seluruh bangunan cagar budaya lainnya. (mic/Humas UB)