Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) yang berlokasi di Puncak Dieng Eksklusif, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, memiliki 13 laboratorium. Yaitu Laboratorium Animal Disease Diagnostic, Laboratorium Biokimia Veteriner, Laboratorium Anatomi dan Histologi Veteriner, Laboratorium Embriologi Veteriner, Laboratorium Farmakologi Veteriner, Laboratorium Fisiologi Veteriner, Laboratorium Klinik Hewan Pendidikan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Veteriner, Laboratorium Parasitologi Veteriner, Laboratorium Patologi Anatomi Veteriner, Laboratorium Patologi Klinik dan Hewan Coba, dan Laboratorium Reproduksi Veteriner. FKH UB juga memiliki satu laboratorium unggulan yang mana fungsinya selain untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, juga sebagai pelayanan kepada masyarakat.
Dekan FKH UB drh. Dyah Ayu Oktavianie A. P., M.Biotech menyampaikan, semua laboratorium yang ada di FKH UB diharapkan dapat difungsikan bukan hanya sebagai kegiatan belajar saja, namun juga untuk pelayanan masyarakat. Selain itu juga dapat digunakan untuk melakukan uji sampel bagi masyarakat ataupun mahasiswa yang bukan dari FKH.
“Saat ini, FKH UB sedang menyusun tim untuk memetakan potensi pada masing-masing laboratorium guna menyesuaikan dengan paralatan yang ada seperti sarana, prasana, dan SDM. Dan diharapkan dapat digunakan untuk sharing dengan masyarakat dan mahasiswa di luar FKH,” kata drh. Dyah.
Pada salah satu laboratorium FKH UB yaitu Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Veteriner, Kepala laboratorium drh. Fidi Nur Aini EPD, M.Si menjelaskan, laboratorium ini melakukan pratikum secara Pendidikan dan PPDH seperti identifikasi dan isolasi bakteri, mengerjakan uji sensitivitas antibiotik, inokulasi virus ke TAB, dan lain sebagainya. Peralatan yang dimiliki pun telah sesuai dengan standar lab mikrolobiologi seperti autoklaf, mikroskop, inkubator, optik lab, flat stirrer.
Drh. Fidi juga menyampaikan mengenai pratikum dimasa pandemi, FKH UB memberikan pratikum secara daring dengan melakukan syuting di hari sebelumnya. Adapun imbauan dalam kegiatan pratikum di lab yaitu tidak lebih dari lima orang.
“Selama Pandemi kegiatan pratikum tidak lebih dari lima orang sehingga ada pembatasan orang dan cukup diperketat juga,” ujar drh. Fidi.
Sementara itu, Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) FKH UB juga memiliki fungsi yang sama, selain sebagai menunjang pendidikan dan tempat praktikum koas, juga memiliki layanan utama untuk melayani masyarakat. Untuk itu RSHP FKH UB terus meningkatkan kualitas layanannya.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan layanan adalah dengan menambah dokter jaga yang bukan dosen, agar dapat fokus untuk melayani pasien. RSHP juga mulai memetakan dosen menurut minat dan kompetensinya pada fokus bidang tertentu seperti mata, tulang, radiologi, dan lain sebagainya.
”Saat ini, di Malang masih belum memiliki dokter hewan spesialis seperti halnya dokter pada manusia, tapi bisa kalau ada minat pada bidang tertentu dan mendalami minat tersebut dengan ikut workshop atau pelatihan berkelanjutan lainnya. Sehingga harapannya dokter yang memiliki kompetensi yang cukup dan sudah mulai dikenal masyarakat dapat mengetahui dokter spesialis yang akan menangani,” papar drh. Dyah
Ia menambahkan, jumlah dosen asing terus bertambah seiring bertambah tahun, di mana pada tahun 2009 berjumlah 6, di tahun 2020 bertambah hingga 10 dosen asing. Sementara itu laboratorium FKH UB juga telah menandatangani kerjasama dengan tiga universitas luar negeri, diantaranya adalah Tarlac Agricultural University Philippines, National Taiwan University of Science and Technology, Kangwon National University, dan untuk saat ini ada tiga universitas dalam proses penjajakan kerja sama, yaitu Nong Lam University, Rajamangala University of Technology Thanyaburi, dan Ghent University dari Belgia. [Ika/Rara/Irene]