FKH Edukasi Masyarakat Terkait Rodent Borne Disease

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) mengedukasi warga Desa Pucakwangi Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan terkait mekanisme penularan penyakit yang dibawa oleh tikus kepada manusia atau Rodent Borne Disease, Minggu (15/8/2021).

Berdasarkan hasil kuesioner kepala keluarga di Desa Pucakwangi, di wilayah tersebut banyak dijumpai tikus baik diarea persawahan maupun di rumah penduduk.

Keberadaan tikus sebagai salah satu reservoir berbagai jenis penyakit baik yang bersifat zoonosis atau infeksius dapat menyebabkan permasalahan kesehatan.

Koordinator Pelaksana Kegiatan drh. Shelly Kusumarini R., M.Si. menjelaskan sistem ekologis yang telah terbentuk secara dinamis antara masyarakat, agen penyakit dan host-reservoir yaitu tikus dapat menyebabkan kompleksitas transmisi dan penyebaran penyakit zoonosis.

Terdapat 60 penyakit zoonosis yang bersumber dari tikus antaralain bubonic plague, leptospirosis, salmonellosis, rat-bite fever, leishmaniasis, chagas disease, omsk hemorrhagic fever, lyme disease, murine typhus, lassa fever, ehrlichiosis, toxoplasmosis dan bartonellosis.

“Bersama empat orang mahasiswa dari FKH kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait bagaimana mekanisme penularan penyakit yang dibawa oleh tikus kepada manusia,”kata Shelly.

Dalam kegiatan tersebut, Shelly bersama timnya juga menjelaskan salah satu upaya untuk mencegah penularan Rodent Borne Disease seklaigus menekan populasi tikus di lingkungan rumah atau sawah adalah menerapkan sistem PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan menjaga sanitasi lingkungan artinya harus menutup celah agar tikus tidak dapat bersarang.

“Disamping itu masyarakat tidak boleh menganggap sepele apabila mengalami gigitan tikus, atau kontak dengan urin dan kotorannya. Apabila mengalami gejala pusing, meriang, demam bahkan sesak nafas pasca kontak maka segera berobat ke dokter untuk diberikan penanganan lebih lanjut,”kata drh. Shelly kepada masyarakat.

Harapan kami, kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat sekaligus kesempatan yang baik untuk menanamkan pola hidup yang lebih sehat disamping memutus celah penyebaran tikus dikawasan rumah dan sawah. (TIM/Humas UB).