Tahun 2024 Universitas Brawijaya membuka program Sabbatical Leave bagi dosen. Program ini memfasilitasi dosen untuk berada di luar negeri selama maksimal 3 bulan. Tujuannya antara lain agar dosen dapat melakukan penelitian yang lebih intensif tanpa terganggu oleh tugas-tugas mengajar dan memberikan kesempatan bagi dosen untuk bekerja sama dengan peneliti atau akademisi di lembaga internasional, sehingga memungkinkan pertukaran ide, kolaborasi penelitian, dan memperluas jaringan profesional.
Program Sabbatical Leave telah dimanfaatkan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Dr. Yuanita Lely Rachmawati, drg., MKes untuk melakukan kolaborasi riset dengan Prof. Tuti Ningseh Mohd Dom dari Universiti Kebangsaan Malaysia.
Kajian riset yang diambil adalah untuk mengeksplorasi literasi kesehatan gigi dan utilisasi sarana pelayanan kesehatan gigi para pekerja migran di Malaysia. Pekerja migran yang menjadi fokus penelitian adalah pekerja rumah tangga. Kajian ini diambil karena menurut World Migration Report 2020, pada tahun 2019 sebanyak 37 juta orang Indonesia bekerja di luar negeri, dengan perkiraan sebanyak 1,67 juta orang bekerja di Malaysia pada tahun 2022.
Menurut The World Bank tahun 2017, jumlah pekerja migran Indonesia di sektor domestik menduduki peringkat tertinggi yaitu 32%. Dari berbagai permasalahan yang ditemukan pada pekerja migran Indonesia di Malaysia, informasi atau penelitian terkait kesehatan gigi mereka belum tersedia.
Saat ini para pekerja rumah tangga di Malaysia telah memiliki organisasi resmi bernama PERTIMIG (Persatuan Pekerja Rumah Tangga Indonesia Migran) sebagai wadah untuk menampung aspirasi meraka.
Melalui bantuan pengurus organisasi Nasrikah dan Bariyah, Dr. Yuanita dapat melakukan korespondensi dengan para pekerja rumah tangga di Malaysia.
Selain berkorespondesi, Dr. Yuanita juga berkesempatan untuk melakukan edukasi pada para pembantu rumah tangga yang berkumpul dalam pertemuan rutin pada (8/9/2024) di Kantor Sekretariat PERTIMIG Jalan raja Muda Abdul Aziz, Kampung Baru, 50300 Kuala Lumpur. Kegiatan edukasi tersebut juga ditayangkan langsung pada facebook PERTIMIG. Kegiatan edukasi ini mendapat respon positif dari pengurus dan anggota PERTIMIG.
“Pengetahuan kesehatan gigi perlu diketahui agar terhindar dari sakit, karena biaya ke dokter gigi mahal dan kita disini tidak memiliki asuransi kesehatan gigi” kata Bariyah. (*/Humas UB)