Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Malang Raya dan dibantu oleh Lembaga Kesehatan mahasiswa (Lakesma) FKUB menaruh kepedulian terhadap korban banjir bandang di Sampang, Madura dengan melaksanakan kegiatan bakti sosial Jumat (4/3/2016).
Bencana banjir bandang di Sampang Madura yang merendam sekitar 12 desa dan 10 ribu rumah ini membuat beberapa kalangan mulai dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemda, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Akademisi serta praktisi bidang kesehatan terketuk untuk bersama-sama terjun menanggulangi dan mengantisipasi dampak kesehatan dari bencana ini. Dan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia adalah Leptosirosis yang disebabkan oleh Bakteri pada air kencing Tikus.
Dalam kegiatan sosial ini rombongan FK UB dibawah koordinasi dr. Bambang Prijadi, MS berangkat membawa rombongan pada Jum’at pagi 02.00 WIB untuk berangkat menuju lokasi bencana.
Saat diwawancarai dr. Bambang Prijadi, MS mengatakan, Tim FK UB terdiri dari Tim dokter Emergensi, Humas FKUB, Lembaga Kesehatan Mahasiswa FKUB dan driver.
“Kami juga membawa bantuan berupa obat – obatan, dan tim dokter yang akan membantu masyarakat Sampang, Madura. Selain itu kami juga akan memberikan bantuan berupa Sabun Detergen, Cairan Pel, Handuk dan cairan desinfektan untuk membersihkan rumah dan lingkungan pasca banjir,”katanya.
Sementara itu dr. Firman selaku Kepala Dinas Kesehatan Sampang secara resmi menerima rombongan ini diarahkan ke Posko Kesehatan di dekat Pendopo Kabupaten Sampang dan kemudian diarahkan ke Masjid Agung, Sampang yang merupakan tempat pelaksanaan bakti sosial.
Kadinkes Sampang yang merupakan Alumni FKUB sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh FKUB dan IDI Malang Raya tersebut, ia mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian FKUB. Karena meskipun banjir sudah surut tetapi FKUB datang dengan bantuannya tepat pada waktunya dan ini sangat membantu kami dalam menanggulangi dan mengantisipasi penyakit yang disebabkan oleh banjir, tuturnya.
Selanjutnya, sampai detik ini kami belum menemukan masyarakat kami yang terpapar jenis penyakit yang berbahaya seperti Leptosirosis. Hal ini perlu screening khusus untuk menentukannya dan melakukan perawatan khusus karena sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, ungkapnya.
Banjir bandang sendiri sudah beberapa kali terjadi di wilayah tersebut dan pada tahun – tahun sebelumnya penyakit Leptosirosis yang disebabkan oleh air kencing tikus ini telah menelan beberapa korban jiwa.
“Saat ini kami berupaya melakukan pemeriksaan dini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit tersebut. Dan kami bersyukur sampai saat ini belum ditemukan adanya indikasi gejala penyakit tersebut. Akan tetapi pada tahun ini ada sekitar 2 warga kami yang meninggal dikarenakan terkena bisa ular saat banjir melanda,”kata dr. Firman.
Sampai saat ini sampai 7 hingga 14 hari pasca banjir kedepan pihak kami akan tetap melakukan pantauan untuk siaga dalam mengatasi endemis leptosirosis dan kami berharap FKUB nantinya tetap bisa membantu dan mendampingi kami untuk terus mengawasi adanya indikasi penyakit tersebut.
Selain FKUB, IDI Malang Raya dan Lakesma FKUB pada bakti sosial kali ini juga bersamaan dengan Dinas Kesehatan Sampang, Dinas Kesehatan Bangkalan, FK Unair. (An4nk/Humas FKUB)