FISIP Kupas Tuntas Transformasi IKN: Bakal Jadi Pusat Sumber Pertumbuhan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menyelenggarakan seminar bertajuk “Diskusi Nusantara Baru: Transformasi Ibu Kota Baru”, Senin (18/11/2024) di Auditorium Nuswantara FISIP UB. 

Acara ini menjadi ajang diskusi multidisiplin tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang melibatkan para akademisi, praktisi, mahasiswa, dan pemangku kepentingan lainnya.

Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, pejabat pemerintah, dan ahli perencanaan kota, untuk memberikan wawasan mendalam tentang transformasi IKN sebagai pusat pertumbuhan baru Indonesia.

Dekan FISIP UB, Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.Comm, menyoroti pentingnya peran media dalam membentuk opini publik tentang IKN.

“Suatu fenomena atau fakta empiris yang masuk di media maka menjadi fakta media. Artinya, media memiliki kewenangan untuk memilih fakta tersebut,” jelas Anang Sujoko.

Guru Besar bidang Media ini menegaskan bahwa fakta empiris tidak hanya terdiri dari satu data, melainkan merupakan hasil konstruksi dari berbagai sumber. Media, dalam hal ini, memainkan peran otoritatif untuk membentuk pandangan masyarakat.

“Isu tentang IKN harus dilihat dari berbagai perspektif media mainstream yang dapat memberikan pemikiran konstruktif untuk membangun IKN,” tambahnya.

Tri Dewi Virgiyanti, ST., MEM., Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Bappenas RI, dalam keynote speech-nya menekankan kesinambungan pembangunan IKN sebagai agenda strategis nasional.

“Presiden menegaskan bahwa pembangunan IKN akan terus berlanjut dengan tahapan yang lebih rasional dan perencanaan yang baik,” ungkapnya.

Dia berharap agar IKN menjadi motor penggerak pertumbuhan kawasan timur Indonesia serta menyelesaikan ketimpangan regional antara wilayah barat dan timur.

“Harapannya, IKN dapat menjadi pusat sumber pertumbuhan. Pemerintahan saat ini berkomitmen menyelesaikan pembangunan IKN dalam empat tahun ke depan,” katanya.

Virgiyanti juga memotivasi generasi muda untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan global.

“Adik-adik harus semangat meningkatkan kualitas diri, baik pengetahuan, keterampilan, maupun teknologi, agar dapat mendukung IKN menjadi simbol Indonesia yang maju, adil, dan merata,” ujarnya.

Penulis buku “9 Alasan dan 8 Harapan Memindahkan Ibu Kota”, Andrinof A. Chaniago menjelaskan berbagai alasan strategis di balik pemindahan ibu kota ke Kalimantan.

“Ketidakmerataan wilayah, khususnya ketimpangan antara barat dan timur Indonesia, menjadi alasan utama. Selain itu, masalah kompleks Jakarta seperti banjir, kemacetan, dan penurunan tanah tidak mungkin diatasi sendiri oleh pemerintah kota Jakarta,” jelas Andrinof.

Dia juga menekankan pentingnya komitmen serius untuk menjadikan IKN sebagai simbol pembangunan berkelanjutan dan area bergengsi yang dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia.

“Perguruan tinggi harus aktif terlibat melalui kajian objektif dan ilmiah untuk memastikan pembangunan IKN berjalan sesuai harapan,” tambahnya.

Sebagai Tim Ahli Transisi Otorita IKN, Dr. Tri Mulyani Sunarharum menyoroti konsep perencanaan kota dunia yang dirancang untuk IKN.

“IKN harus menjadi kota yang melestarikan alam, tempat bermobilisasi, bermukim, dan bekerja dengan mengedepankan keberlanjutan lingkungan,” ujar Dr. Tri Mulyani.

Dia menegaskan pentingnya akses yang merata bagi seluruh warga Indonesia dalam proses pembangunan IKN, sehingga transformasi yang dilakukan benar-benar inklusif.