Kasus bunuh diri di Jawa Timur, khususnya di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, mengalami peningkatan drastis hampir 52% pada tahun 2023.
Salah satu faktor utama yang mendorong perilaku risiko bunuh diri adalah kesejahteraan psikologis yang buruk. Kondisi ini memicu berbagai gangguan kesehatan mental seperti stres kronis, depresi, keputusasaan, dan ketidakberdayaan yang berisiko memicu perilaku bunuh diri.
Pandemi COVID-19 dan dampak pasca-pandemi, seperti inflasi ekonomi dan tuntutan digitalisasi, membuat para pengrajin rotan di Desa Ardimulyo mengalami penurunan produktivitas, yang berujung pada gulung tikarnya hampir 90% pengrajin. Hal ini juga meningkatkan risiko kenakalan remaja pada ex pengrajin rotan serta masalah ekonomi juga rentan mempengaruhi kesehatan mental dan psiko-sosial ibu rumah tangga yang berdampak langsung pada pola asuh dan kesehatan mental anak-anak mereka.
Tim dosen dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran serta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik melakukan program pengabdian masyarakat strategis yang berjudul “Pojok Sejahtera Jiwa (POSJI)” pada warga Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Pengmas POSJI dilaksanakan mulai bulan Juni- Oktober 2024 dengan membentuk kader unggul sehat jiwa sebagai gatekeeper yang responsif dalam deteksi, pelaporan, dan penanganan dini risiko bunuh diri.
Program ini juga mengembangkan sistem informasi berbasis web dan WhatsApp Bots sebagai media deteksi, screening, edukasi, dan pelatihan penanganan stres, depresi, dan risiko bunuh diri.
Dengan melibatkan potensi desa, yaitu kelompok karang taruna sebagai gatekeeper, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental dan memberikan solusi efektif dalam mencegah bunuh diri.
“Dengan adanya pelatihan dan pemberdayaan kader, kami berharap dapat menciptakan komunitas yang peduli terhadap kesehatan mental dan mampu membantu mengenali tanda-tanda potensial upaya bunuh diri,” ujar Ns. Muhammad Sunarto Spesialisasi Keperawatan Jiwa dalam sesi penyuluhan materi mengenai manajemen stress.
Salah satu inovasi utama dari POSJI adalah pengembangan sistem informasi berbasis website dan WhatsApp Bot.
Website ini dirancang dengan tema yang menyenangkan dan modern, menyediakan berbagai fitur seperti forum diskusi konsultasi dengan tenaga kesehatan, layanan konseling psikologis, dan pengingat jadwal kunjungan ke fasilitas kesehatan. Selain itu, terdapat juga wahana edukasi yang menyajikan materi tentang kesehatan jiwa, kompilasi berita, tips kesehatan terkini, serta permainan sederhana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
“WhatsApp Bot juga akan berfungsi sebagai media deteksi, screening, edukasi, dan pelatihan penanganan stres, depresi, dan risiko bunuh diri. Dengan keterlibatan aktif kader unggul sehat jiwa sebagai gatekeeper, program ini diharapkan dapat mendeteksi dini tanda-tanda risiko bunuh diri dan memberikan dukungan yang tepat waktu.” Tambah Isal, selaku anggota mahasiswa pengusul gebrakan sistem informasi Pojok Sejahtera Jiwa ini.
Ketua tim pengusul, Dr. Ns. Lilik Supriati, S.Kep. M.Kep., mengatakan program ini juga akan menghasilkan berbagai luaran berupa publikasi ilmiah, presentasi seminar nasional, modul, publikasi di media sosial, dan rekognisi keterlibatan mahasiswa sebagai bagian dari mata kuliah PkM-KKN 2024.
Melalui program POSJI, diharapkan masyarakat Desa Ardimulyo dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka dan mencegah risiko bunuh diri dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa mereka. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan psikologis masyarakat dan mencegah bunuh diri.
Program tersebut diketuai oleh Dr. Ns. Lilik Supriati, S. Kep., M. Kep, dan anggota Ns.M. Sunarto S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J; Ulifa Rahma, S. Psi. M. Psi., Psikolog; dr. Dearisa Surya Yudhantara, Sp. KJ. sedangkan anggota tim dari mahasiswa berasal dari FIKES UB semester 4 terdiri dari Mochamad Saiful Anwar, Muhammad Rois Hidayatullah, Nur Rizky Alfiansyah, Dhea Meyliana Victoria Putri, dan Linda Wahyuningrum. (*/Humas UB).