Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) merayakan momen bersejarah dengan peresmian fasilitas penunjang di Center of Excellence (CoE) pada Sabtu (23/9/2023). Acara yang dihadiri oleh Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si, M.Si, Ph.D.Med.Sc., para Wakil Rektor, Sekretaris Universitas, Senat, para dosen, dan mahasiswa ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang fasilitas penunjang AI terbaru yaitu smart classrooms dan interactive hall yang menjadi titik tolak peningkatan kualitas pendidikan di FIB UB.
Kunjungan Rektor UB beserta jajarannya diawali dengan menuju ke ruang Microteaching. Pada ruangan tersebut dosen asing asal Amerika Serikat, Grady Ryan Mitchell, dan sejumlah mahasiswa asing Program Darmasiswa RI yang di antaranya adalah Alia Mostafa Ahmed Mohamed Ali dari Mesir, Lee Hyeonseo dari Korea Selatan, Zakaria Redouane dari Britania Raya, serta Fu Wei, Hong Kaili, Li Landi, dan Liu Qi dari China, serta seorang mahasiswa Program BIPA Kerja Sama yaitu Cha Jihyeon dari Korea Selatan, menjelaskan lebih lanjut tentang beragam kegiatan yang telah dijalankan di FIB UB dengan fasilitas penunjang AI ini. Mereka turut bangga dan kagum bagaimana fasilitas ini dapat meningkatkan interaksi dan kualitas pembelajaran di kalangan mahasiswa.
Adanya ruang Microteaching di FIB UB ini mendapatkan respon baik dari Rektor UB.
“Smart teaching classroom FIB UB luar biasa bagus dan sudah terintegrasi dengan sistem pembelajaran kita yaitu moodle yang digunakan untuk Brone dan aplikasi lainnya,” ungkapnya.
Acara dilanjutkan menuju ruang berikutnya yaitu Hall FIB UB, sebuah ruangan pertemuan besar yang difasilitasi dengan teknologi AI. Di sini, Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., menjelaskan pentingnya fasilitas AI sebagai bagian dari upaya FIB UB untuk terus berinovasi dalam menghadapi era digital.
Kemudian acara dilanjutkan dengan penandatanganan plakat peresmian oleh Rektor dan Dekan FIB UB sekaligus yang menjadi simbol komitmen universitas dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di FIB UB.
“Space untuk center of excellent digital humanities ini saya kira cocok dengan visi UB. Dan memang kalau kita ingin bersaing, agar tidak disamai oleh perguruan tinggi lain, mau tidak mau, kita harus masuk pada AI dan digital yang nanti aplikasinya untuk meningkatkan values dari humanity yang ada,” kata rektor UB.
“Saya sangat bergembira dan sangat mengapresiasi dari kegiatan-kegiatan positif FIB UB dan kami akan full support. Apalagi sudah banyak bekerja sama dengan industri-industri, termasuk industri digital. Ke depan dengan adanya kerja sama yang luar biasa baik tadi, mau tidak mau kita harus enlarge bagaimana para peneliti kita dan mahasiswa-mahasiswa kita terlibat secara aktif mengembangkan dunia AI dan digital di segala bidang,” sambungnya.
“Bagaimana kerja sama riil nanti semakin banyak fakultas lain yang terlibat dan akan kita pikirkan skema bagaimana peningkatan kegiatan itu,” pungkasnya.
Dengan peresmian ini, FIB UB berkomitmen untuk terus bergerak maju dalam mendukung pendidikan tinggi yang berkualitas, yang akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan perkembangan akademik universitas. [dts/OKY/Humas UB]
