FIB Gali Kerja Sama dengan Pemerintah Daerah untuk Pengembangan RBI di Tiongkok

Tim FIB UB Diskusi dengan Pemda Kota Malang
Tim FIB UB Diskusi dengan Pemda Kota Malang

Sebagai tindak lanjut pendirian Rumah Budaya Indonesia (RBI) di Tianjin Foreign Studies University (TFSU), Kota Tianjin, Tiongkok pada (10/5/2024), selama Oktober 2024 ini, Dekan Fakultas ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) dan tim gencar menjajaki kemungkinan kerja sama dengan berbagai stakeholders untuk rencana-rencana pengembangannya.

Menurut Dekan FIB, Hamamah Ph.D, penjajakan kerja sama ini lebih dimaksudkan untuk melibatkan banyak pihak dalam kerja akademik. Selain kolaborasi antar akademisi yang selama ini sudah terjalin, perlu juga dimulai kolaborasi dengan pemerintah, bisnismen, media, dan komunitas atau masyarakat.

“Sekarang ini, akademisi tidak bisa bekerja sendiri. Secara fisik, RBI di Tiongkok memang menjadi ruang pembelajaran tentang budaya Indonesia, tapi lebih dari itu, RBI juga harus bisa menjadi rumah bersama untuk merencanakan dan merealisasikan banyak hal di Tiongkok dalam prinsip ABGCM yang berarti setiap kerja strategis harus bisa melibatkan elemen-elemen kunci; Academician, Businessmen, Government, Community, and Media,” tandasnya.

Foto Bersama Tim FIB UB dan Pemda Kota Malang
Foto Bersama Tim FIB UB dan Pemda Kota Malang

Wakil Dekan Bidang Umum, Keuangan, dan Sumber Daya FIB UB, Nanang Endrayanto, SS., M.Sc., mengatakan kerja sama yang strategis dengan Tiongkok melalui RBI ini merupakan peluang yang perlu ditanggapi dengan serius oleh para stakeholders FIB UB.

“Pemda Jawa Timur, kami undang untuk ikut berkiprah di negara tirai bambu itu untuk melakukan promosi budaya, pariwisata, dan produk-produk UMKM. Aktivitas-aktivitas ini diharapkan akan berdampak pada daya tarik pariwisata di Jawa Timur yang selama ini hanya dilewati wisatawan Tiongkok dalam perjalanan wisata mereka dari Jogja ke Bali,” tegasnya.

Ditambahkannya, kerja sama pada level ini akan mendorong ke arah yang lebih intensif antara universitas dengan pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan media.

“Kampus memiliki sumber daya yang sangat melimpah. Dosen maupun mahasiswa selalu membutuhkan mitra dalam kegiatan-kegiatannya. Sangat menarik kalau kolaborasi di tingkat lokal menjadi penguatan bagi kiprah di tingkat internasional. Dengan demikian, setiap kegiatan kerja sama memiliki fungsi ganda, yaitu penguatan aktivitas lokal untuk promosi di tingkat internasional,” paparnya.

Tim FIB UB Diskusi dengan Pemda Kabupaten Blitar
Tim FIB UB Diskusi dengan Pemda Kabupaten Blitar

Melengkapi pikiran-pikiran brilian di atas, Kepala Departemen Seni dan Antropologi Budaya, FIB UB, Dr. Hipolitus K. Kewuel, M.Hum lebih konkret mengajak stakeholder Pemda Kota Malang, Kabupaten Blitar, dan Kota Mojokerto untuk berpartisipasi dalam program RBI di Tiongkok tahun 2025.

“Kami berharap program pengembangan RBI tahun 2025 tidak saja menjadi program FIB UB, tetapi juga menjadi program bersama para stakeholder, selain Pemda, juga komunitas budaya, UMKM, dan pegiat pariwisata,” harapnya.

Soal teknis keberangkatan ke Tiongkok tahun depan, Dr. Hipo menegaskan bahwa hal itu sangat tergantung pada komitmen masing-masing pihak dengan mempertimbangkan berbagai hal terkait ruang lingkup kewenangan, misalnya dalam hal pembiayaan, dan lain-lain. Namun, ditambahkannya, terkait technical supporting, ada banyak skema yang bisa diupayakan.

“Tinggal sekarang, kita menunggu komitmen para pihak untuk menggerakkan komunitas-komunitas kreatifnya supaya mempersiapkan diri. Negara melalui program-program kementerian atau pun sektor privat melalui Corporates Social Responsibility (CSR) juga menyediakan banyak kemungkinan pembiayaan yang bisa diakses untuk mendukung kegiatan bernilai promosi tinggi seperti di Tiongkok ini,” tegasnya. [hkk/dts/Humas FIB]