
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) terus memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka mengembangkan Rumah Budaya Indonesia (RBI) sebagai pusat diplomasi budaya dan edukasi internasional. Kali ini, FIB menjajaki kemitraan dengan Bank Jawa Barat (BJB) dalam diskusi yang berlangsung pada Kamis (30/1/2025), di Ruang Pertemuan Lantai 2 Gedung A FIB .
Diskusi ini dihadiri oleh tim BJB, termasuk Dian Kurniawan (Deputy CEO Regional), Rubby Triyadi (Grup Head BJB Wilayah V), Aida (Manager Ritel dan Konsumer Regional V), Dody Krisnanda (Branch Manager Surabaya), dan Gigih (Sub Branch Manager Malang). Sementara dari pihak FIB , hadir Dekan FIB , Hamamah, Ph.D., serta jajaran Wakil Dekan, Ketua Departemen Seni dan Antropologi Budaya, dan mitra UB.
Diskusi dibuka oleh Dewi Utari, Mitra UB, yang menekankan pentingnya sinergi antara FIB dan BJB dalam mendukung pengembangan RBI dan berbagai aspek akademik lainnya. Dalam sambutannya, Hamamah, Ph.D., Dekan FIB UB, menyampaikan bahwa RBI merupakan langkah strategis dalam soft diplomacy antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya dalam bidang kebudayaan dan pendidikan.
“BJB sudah intensif berkomunikasi dengan Rektor , namun kali ini kami ingin memperluas kolaborasi dengan fakultas, khususnya FIB . Kami percaya RBI akan menjadi pusat riset budaya dan bahasa yang tidak hanya bermanfaat bagi akademisi, tetapi juga komunitas, industri, dan pemerintah,” ujar Hamamah.
Lebih lanjut, dia menjelaskandengan meningkatnya hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok, kebutuhan tenaga kerja berbahasa Mandarin pun semakin tinggi.
“Permintaan dari industri terhadap lulusan yang memiliki keterampilan bahasa dan budaya terus meningkat, terutama Bahasa Mandarin, dan FIB UB berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tambahnya.

Menanggapi potensi kerja sama, Rubby Triyadi, Grup Head BJB Wilayah V, menegaskan bahwa BJB siap mendukung inisiatif ini setelah melakukan analisis terhadap bentuk kegiatan dan potensi bisnis yang bisa dikembangkan.
“BJB merupakan bank daerah terbesar di Jawa Timur dan peringkat ke-13 secara nasional. Kami ingin memahami lebih lanjut potensi kerja sama yang dapat dijalin dengan FIB , terutama dalam mendukung program-program akademik dan kebudayaan,” ujarnya.
Sementara itu, Aida, Manager Ritel dan Konsumer Regional V, menambahkan bahwa BJB telah memiliki kerja sama dengan UB di berbagai bidang, dan mereka berharap kolaborasi ini bisa diperluas ke seluruh fakultas.
Dia juga menawarkan berbagai produk perbankan yang bisa dimanfaatkan oleh civitas akademika UB, seperti pembayaran UKT mahasiswa melalui BJB, kredit pinjaman untuk karyawan dan staf UB, tabungan mahasiswa berbasis digitalisasi, dan program BJB Goes to Campus untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa.
Dukungan juga datang dari Dody Krisnanda, Branch Manager Surabaya, yang menjelaskan bahwa BJB Malang baru dibuka pada Agustus 2024, menjadikannya cabang yang strategis untuk mengembangkan kerja sama dengan institusi pendidikan, termasuk UB.
“Respon UB terhadap kerja sama ini cukup positif. MoU yang sedang disiapkan akan menjadi payung hukum bagi kolaborasi yang lebih luas, terutama dalam lingkup fakultas seperti FIB ,” tutur Dody.
Dalam kesempatan ini, Dr. Hipolitus Kristoforus Kewuel, S.Ag., M.Hum., selaku Ketua Departemen Seni dan Antropologi Budaya sekaligus PIC Project RBI, memaparkan konsep RBI sebagai pusat riset dan diplomasi budaya Indonesia di luar negeri. Sebagai lembaga akademik, FIB ingin memperluas dampak RBI dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk industri perbankan seperti BJB.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri, sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah, komunitas, hingga industri untuk memperkuat RBI sebagai pusat edukasi dan kebudayaan,” jelas Hipolitus.

Dewi Utari selaku moderator menekankan bahwa RBI akan menjadi pusat riset budaya dan bahasa yang dapat mendukung berbagai inisiatif akademik dan ekonomi kreatif di Malang Raya. Dengan optimisme tinggi, diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan banyak peluang kerja sama konkret antara BJB dan FIB UB.
Sementara itu, Nanang Endrayanto, S.S., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Umum, Keuangan, dan Sumber Daya, menyampaikan bahwa RBI merupakan program flagship FIB UB dalam mendukung Globalizing UB.
Selain itu, Dr. Aji Setyanto, S.S., M.Litt., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, menambahkan bahwa FIB UB memiliki potensi besar dalam bidang seni dan budaya, dengan berbagai agenda seperti pameran seni dan budaya, pementasan seni, dan festival budaya di tiap program studi
Sebagai penutup, Dian Kurniawan, Deputy CEO Regional BJB, mengapresiasi inisiatif FIB UB dalam mengembangkan RBI. Ia menyoroti pentingnya memadukan sektor pariwisata, budaya, dan teknologi dalam satu paket ekonomi kreatif.
“Banyak daerah kehilangan identitasnya dan hanya berfokus pada pariwisata. Namun setelah melihat pemaparan dari FIB , ini adalah pendekatan yang kami cari dengan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya dan teknologi. Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam berbagai bentuk,” ujarnya.
Diskusi ini menandai awal yang baik bagi kolaborasi antara FIB dan BJB, dengan peluang kerja sama yang meliputi pengembangan RBI, digitalisasi layanan akademik, pendampingan UMKM berbasis budaya, hingga sinergi dalam industri pariwisata. Kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti pembahasan ini dalam pertemuan selanjutnya guna merancang langkah konkret menuju kerja sama yang saling menguntungkan.
Dengan semangat sinergi lintas sektor, FIB dan BJB siap mewujudkan kerja sama strategis yang akan berdampak luas bagi dunia akademik, industri, dan pengembangan budaya Indonesia di kancah global. [dts/Humas FIB/Humas UB]