FBD Ciptakan Ruang Kreasi, Wadah Produk Inovatif dari Limbah Sampah Plastik

Ruang Kreasi, salah satu program kerja dari kelompok 34 FISIP-FIB Berbakti Desa Universitas Brawijaya (FBD UB) berhasil dilaksanakan kegiatannya pada awal Agustus.

Program kerja yang merupakan hasil kolaborasi dengan PKK Desa Sitiarjo ini adalah lanjutan dari dua program kerja lainnya yaitu Sosialisasi Bahaya Limbah dan Bank Sampah. Sebelumnya, pada pertemuan rutin PKK, kelompok 34 telah melakukan kolaborasi dengan PKK Desa Sitiarjo untuk memberikan materi di sela-sela acara tersebut. Hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh kelompok 34 untuk melakukan Sosialisasi Bahaya Limbah dan memperkenalkan dua proker lanjutan yaitu Bank Sampah dan Ruang Kreasi.

Dalam program kerja Bank Sampah, kelompok 34 berusaha memberdayakan masyarakat untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang tidak digunakan kembali. Setelah berhasil dengan program kerja Bank Sampah, kelompok 34 melaksanakan program kerja lanjutannya yaitu Ruang Kreasi.

Dalam ruang kreasi ini, pihak FBD UB berusaha memfasilitasi ibu-ibu Desa Sitiarjo untuk belajar  membuat kerajinan dari sampah-sampah plastik menjadi barang-barang yang dapat digunakan kembali.

Tidak jauh berbeda dengan proker sebelumnya yaitu Sosialisasi Bahaya Limbah, Ruang Kreasi juga dilaksanakan pada pertemuan rutin PKK. Para pengurus PKK dengan sangat terbuka memberikan kesempatan pada kelompok 34 untuk melakukan pengisian kembali dan melaksanakan program ruang kreasi.

Dalam kegiatan ini, terdapat tiga kategori kerajinan yang dibuat, yaitu kotak tisu yang dibuat dari tutup botol, jedai yang dibuat dari botol plastik, dan lampion yang dibuat dari gelas plastik. Para peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar yang akan membuat 3 kategori kerajinan yang berbeda.

Dalam 3 kelompok besar tersebut dibagi lagi menjadi 5 kelompok kecil dengan total keseluruhan 15 kelompok kecil. Setiap kelompok kecil akan didampingi oleh 1 mentor dari kelompok 34 FBD UB dan setiap kelompok kecil tersebut nantinya akan dinilai sesuai dengan kategori kerajinan yang dibuat.

Kegiatan yang dilaksanakan di awal bulan kemerdekaan ini disambut dengan antusias yang tinggi oleh para peserta yang hadir. Mereka dengan semangat mengikuti arahan dan melaksanakan kegiatan dengan baik. Kegiatan ini juga dinilai sangat positif dan bermanfaat oleh para peserta. Mereka merasa bahwa kegiatan ini telah menambah wawasan dan pengetahuan baru, khususnya dalam pengelolaan sampah. Di mana alih-alih dibuang atau dibakar, sampah tersebut justru dapat dikreasikan menjadi barang yang lebih bernilai. 

“Ya, karena biasanya tidak pernah dikumpulkan langsung dijual jadi sekarang bisa dikelola lebih baik,” ungkap Mujiasih, salah satu warga.

Di sisi lain, kegiatan ini dapat memperkenalkan program dan keterampilan baru, seperti pembuatan lampion dan tempat tisu dari bahan daur ulang, yang belum ada di desa. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan peserta tetapi juga membuka peluang untuk menambah pendapatan dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan mengubah barang bekas menjadi produk kerajinan yang berguna.

“Hari ini kan pelatihan keterampilan baru yang artinya mereka ada keterampilan seperti membuat lampion, membuat tempat tisu, yang selama ini kan belum ada. Terus itu pun dari daur sampah yang biasanya hanya dibuang begitu saja, ternyata sangat bermanfaat kalau dikreasikan dengan sedemikian rupa seperti lampion. Tapi hasilnya juga bagus, padahal itu kan hanya sekedar tempat air minum mineral yang tidak ada harganya. Terus tutup botol yang tidak ada harganya kemudian dibuat kerajinan, itu nanti kemungkinan kedepannya bisa menambah income ya bagi kita-kita semuanya di program-program PKK,” kata  Erna Yunita, pengurus PKK Desa setempat..