Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) melakukan penelitian bersama (collaboration research) untuk meningkatkan potensi dan kualitas kerupuk rambak kulit sapi. Tim penelitian diketuai oleh Dr. Dedes Amertaningtyas, dengan anggota Prof. Djalal Rosyidi, Dr.Imam Thohari, Dr. Eny Sri Widyastuti, Dr. Herly Evanuarini serta melibatkan lima mahasiswa angkatan 2020 yang sedang menyelesaikan tugas akhir, antaralain Amalia Dzulhaj Mutia Kalle, Deo Rahmat Tri Wicaksono, Taufik Rachman Anshori, Riki Abdillah, dan Sintiya.
Kegiatan dalam rangka implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilakukan bersama PT. Java Mandiri Wagir, industri pengolahan kulit sapi menjadi kerupuk yang terletak di Desa Mendalanwangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Pemilik industri, Miftachul Huda mengatakan dalam sehari mampu mengolah antara 30 – 50 lembar kulit sapi yang di beli dari Rumah Potong Hewan di daerah Malang. Pangsa pasar adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera, dan Sulawesi.
Tim menganalisa bahan baku pembuatan kerupuk mulai dari kulit mentah, kulit yang telah dikeringkan dan siap digoreng, hingga produk matang. Tujuannya agar kualitas produk yang dihasilkan bagus, tidak amis, renyah, dan awet.
Menurut Dr. Dedes, kulit yang cocok dijadikan bahan baku kerupuk adalah kulit yang segar, tidak, kering, tidak busuk, dan bukan sisa hasil industri penyamakan (pengolahan kulit menjadi bahan non pangan) yang mengandung bahan kimia samak.
“Penelitian ini mengacu pada Rencana Induk Penelitian (RIP) UB tahun 2021 – 2025 untuk menjadi unggulan bidang Ketahanan dan Kemandirian Pangan, dengan sasaran pasar berkualifikasi nasional, regional, dan internasional. Produk kerupuk rambak kulit sapi produksi PT. Jaya Mandiri Wagir perlu digali kualitas dan potensinya. Agar menjadi produk unggulan Kabutapen Malang dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal yang tersedia,” ungkap Dedes (tim/dta/OKY/Humas UB)