Fapet Bersama PT. Fenanza Putra Perkasa Terapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menjalin kerjasama dengan PT. Fernanza Putra Perkasa. Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan oleh Prof. M. Halim Natsir (Dekan) dan Dr.drh. Isa H.M. Noor, M.M. (Presiden Direktur), Senin (15/5/2023). Ruang lingkup kesepakatan ini antara lain pengembangan kolaborasi penelitian, pelaksanaan seminar bersama dan kegiatan dosen tamu, magang mahasiswa, serta implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Prof. Halim mengatakan kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan sinergitas potensi sumber daya yang dimiliki oleh kedua belah pihak, guna mewujudkan visi dan misi masing-masing. Disamping itu saling memberikan kontribusi antara instansi pendidikan dan industri dalam upaya memajukan peternakan Indonesia.

Usai acara tersebut, Dr. Isa berkesempatan menjadi pembicara dalam kuliah tamu untuk mahasiswa program sarjana dan pascasarjana yang dilakukan secara hybrid di ruang Auditorium lantai 8. Dia menyampaikan tentang peran perusahaan industri nutrisi peternakan lokal dalam meningkatkan citra bangsa. Hal ini selaras dengan rendahnya rasio kewirausahaan negara Indonesia ditambah dengan meningkatnya produk peternakan yang di ekspor. Menurutnya perlu adanya penanaman dasar-dasar pondasi yang kuat dan keberanian untuk memulai suatu wirausaha khususnya bidang peternakan. 

Sesi selanjutnya adalah pengenalan industri premiks yang disampaikan oleh Plant Operasional Manager, Agung Susilo Wahyudi, S.Pt. Dia mengatakan premiks dibagi menjadi dua, yakni premiks dasar dan premiks fungsional. Kedepannya, custom premix menjadi primadona di kalangan peternak karena menjadi bahan yang diminta secara khusus berdasarkan permasalahan yang ada di kandang ayam petelur.

Kuliah tamu dipandu oleh Danung Nur Adli, M.Sc., menurutnya kuliah bersama praktisi penting diberikan kepada mahasiswa untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sebab ketika hanya memperoleh teori di bangku perkuliahan, mahasiswa hanya mengetahui peluang-peluang yang kecil, dan memandang sebelah mata pekerjaan sales. Padahal untuk membangun karir sebagai pengusaha diperlukan pembentukan jiwa leadership, perluasan jaringan, dan update kondisi lapangan. (dta/Humas UB)