Tim research group Red Meat Producer (RG – RMP) Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menargetkan untuk membentuk klaster pembiakan sapi potong di Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung Kabupaten Malang. Rencana tersebut dicanangkan sejak tahun 2020 dengan menggandeng Bank Indonesia cabang Malang.
Untuk mewujudkannya, tim RG-RMP mendampingi kelompok ternak Widji Kamulyan Desa Senggreng dengan memberikan penyuluhan dan diskusi secara rutin. Materi yang diberikan pun bervariasi guna menambah ilmu dan wawasan bagi peternak.
Penyuluhan yang dilakukan pada Sabtu, (9/10/2021) mengusung tema pemanfaatan teknologi dan pakan lokal untuk peningkatan keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) sapi potong.
Adapun tim RG RMP yang terlibat ialah Prof. Kusmartono, Prof. Hartutik, Prof. Siti Chuzaemi, Prof. Nurul Isnaini, Prof. Sri Wahyuningsih, Prof. Trinil Susilawati, Dr. Kuswati, Rizki Prafitri, Ph.D, Dr. Nanang Febrianto, Dr. Mashudi, Dr. Priyo Sugeng Winarno, Aulia Puspita Anugrayekti, M.Sc, Asri Nurul Huda, M.Sc.,dan Poespita Hazanah Ndaru, MP.
Bertindak sebagai narasumber antara lain Prof. Kusmartono yang menyampaikan penggunaan teknologi untuk meningkatkan nilai nutrisi.
Prof. Hartutik memberikan materi tentang pemanfaatan tanaman leguminosa untuk peningkatan protein. Sedangkan Prof. Siti Chuzaemi mengenai pembuatan permen sapi.
Prof. Nurul Isnaini memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasil kawin suntik atau IB, dan Prof. Sri Wahyuningsih yang menjabarkan faktor penyebab kegagalan IB.
Serta Prof. Trinil Susilawati yang mengevaluasi hasil penelitian di Desa Senggreng tentang keberhasilan kebuntingan masih rendah. Hal itu disebabkan tingginya kandungan darah sapi limousine, akibat indukan (sapi PO) yang disilangkan dengan sapi limousine sehingga darah dalam pedet sebesar 75% adalah darah limousine. Selain itu pakan yang diberikan dibawah standar. Kedua faktor tersebut mengakibatkan korpus luteum persisten, folikel sistik, dan kematian embrio dini.
Menurut Trinil hal itu menjadi permasalah yang Sebagian besar dialami oleh peternak di Kabupaten Malang. Dia memberikan solusi untuk mengawinkan indukan dengan sapi PO atau Brahman, serta memberi pakan tambahan terutama sebelum dan setelah dilakukan IB. Disisi lain membuat gerakan penanaman hijauan pakan ternak dan pengolahan pakan.
“Kami berharap upaya yang kami lakukan ini menjadi percontohan kelompok pembiakan sapi potong. Sehingga Desa Senggreng menjadi klaster sapi potong sebagai sumber bibit sapi potong di Jawa Timur sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” pungkasnya (TS/dta/Humas UB)