
Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan Prof. Setyo Tri Wahyudi, S.E., M.Ec., Ph.D. sebagai Profesor aktif ke-26 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Profesor aktif ke-187 di seluruh Universitas Brawijaya. Dengan ini, Prof. Setyo juga menjadi Profesor ke-346 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Pengukuhan ini berlangsung pada Sabtu, 14 Oktober 2023, di Gedung Samantha Krida secara luring. Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Setyo menyajikan pemaparan berjudul “Model IDMF Sebagai Antisipasi Dampak Inflasi Pada Kebijakan Penyaluran Kredit Dan Persaingan”.
Profesor Setyo mengembangkan konsep yang dikenal sebagai Model IDMF (inflation delusions management framework), yang merupakan pengembangan dari Monetary-Policy Invariance Hypothesis. Teori ini meyakini bahwa inflasi adalah fenomena moneter. IDMF adalah bagian dari ilmu ekonomi moneter yang bertujuan untuk mengurangi persepsi yang salah atau “distorsi” mengenai inflasi.
Keunggulan dari Model IDMF adalah memudahkan masyarakat dan pelaku ekonomi dalam membentuk persepsi yang benar mengenai inflasi, sehingga memberikan dampak positif pada kebijakan penyaluran kredit dan persaingan. Namun, kelemahan dari model ini adalah upaya mengedukasi masyarakat atau pelaku usaha dalam membentuk persepsi yang benar tentang inflasi bukanlah hal yang mudah, karena beragamnya latar belakang, perilaku, maupun preferensi.
Kesalahan persepsi di masyarakat terkait inflasi dan harapan inflasi telah mengakibatkan kebijakan pengendalian inflasi melalui kerangka target inflasi menjadi tidak efektif dan tidak optimal. Hal ini terungkap dari hasil penelitian sebelumnya, bahwa inflasi tidak sensitif dalam membentuk perilaku individu terkait pengajuan kredit perbankan.
Melalui Model IDMF, dilakukan perbaikan transmisi kebijakan moneter jalur ekspektasi dengan mengidentifikasi faktor pembentuk delusi inflasi, yakni asimetri informasi dan distorsi harga. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan seperti acara edukasi, sosialisasi, serta update informasi harga untuk mengurangi terjadinya asimetri informasi dan distorsi harga.
Dalam konteks persaingan perbankan yang relatif tinggi, strategi penting perbankan adalah mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kredit. Selain itu, peran Bank Sentral dalam menetapkan suku bunga dasar acuan kredit (SBDK) menjadi hal krusial, agar fungsi intermediasi bank dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat bagi perekonomian secara luas.

Prof. Setyo Tri Wahyudi, S.E., M.Ec., Ph.D. lahir di Jember pada tanggal 2 Juli 1981. Ia menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Master of Economics (M.Ec) di Universiti Utara Malaysia pada tahun 2009, dan meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) di Universiti Utara Malaysia pada tahun 2011. (WDD/Humas UB)