UB Galakkan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal untuk mengenalkan kepada masyarakat makanan alternatif pengganti nasi yaitu ubi, Sabtu (26/10/2024) di koridor Gedung Rektorat lantai 1.

Ketua Pelaksana kegiatan Abdul Ghofar, SE., M.si., DBA., Ak. menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda dari rangkaian acara Dies Natalis UB ke-62 yang diisi dengan pemberian bibit cabai dan ubi serta workshop.

“Kita nanti bekerja sama dengan dinas pertanian pangan dan juga Bank Indonesia (BI) memberikan bibit cabai dan ubi pada komunitas urban farming. Untuk ubinya kita sebutnya Varietas Brawijaya. Kita membagikan dua bibit tanaman ini karena menanam cabai dan ubi bisa menjadi salah satu alternatif ketika terjadi inflasi,” katanya.

Bibit yang dibagikan kepada masyarakat urban farming adalah jenis Ubi dalam karung yang dikembangkan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan mitra.

“Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) bersama mitra membuat sebuah inovasi bernama Ubi dalam Karung. Ubi dalam karung itu menggunakan petode penanaman di tanah atau lahan-lahan yang kecil,” katanya.

Pola penanaman ini dikatakan Dekan FEB sangat cocok diterapkan di kota Malang yang lahannya sudah tidak terlalu luas untuk pertanian.

Selain pembagian bibit yang secara simbolis diberikan, kegiatan juga diisi dengan pemberian materi, seperti literasi masyarakat tentang pentingnya menanam di urban farming untuk mengurangi inflasi, teknik menanam dan panen hingga bagaimana mengelolanya menjadi pangan.

Salah satu pemateri Dr.rer.pol. Wildan Syafitri, S.E.,M.E mengatakan bahwa cabai merupakan salah satu komoditi penting namun rawan mengalami inflasi yang disebakan karena faktor permintaan dan penawaran.

“Inflasi cabai itu maksudnya adalah naik harga turunnya cabai. Jadi cabai itu kalau pas panen itu harganya sangat rendah. Tapi kalau pas langka itu harganya sangat tinggi. Namun jika harganya rendah petani yang mengalami kerugian,” kata Kata Kaprodi Pascasarjana Ilmu Ekonomi tersebut

Oleh karena itu, dikatakannya untuk mengantisipasi terjadinya inflasi harga, maka cabai bisa diolah seperti menjadi bubuk cabai atau sambal pecel yang lebih tahan lama dan bisa digunakan setiap saat. (Humas UB)