Universitas Brawijaya (UB) terlibat dalam inisiasi Konsorsium Kopi Internasional yang dibentuk dalam International Symposium on The Establishment of Coffee Consortium, yang berlangsung di IPB International Convention Center, Botani Square Building, Bogor (4/6 – 5/6/2023).
Konsorsium ini merupakan sinergi antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bersama University of Calivornia – Davis (UC-Davis) dan tujuh PTN di Indonesia yaitu Universitas Brawijaya, IPB University, Universitas Gajah Mada, Universitas Syiah Kuala, Universitas Lampung, Universitas Jember, dan Universitas Hasanuddin.
Dalam simposium ini, Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr., menyampaikan pentingnya pembentukan konsorsium kopi yang tidak lain karena Indonesia menjadi salah satu produsen besar dan pemasok kopi dunia, dengan banyak potensi yang perlu dieksplorasi lebih jauh.
Tiga delegasi UC-Davis yang hadir pada kesempatan itu Prof. Tonya L. Kuhl, Prof William Ristenpart, dan Prof. Irwin R. Donis-Gonzalez menyampaikan pendidikan tentang kopi yang diimplementasikan di UC-Davis. Ketujuh PTN yang hadir juga menyampaikan progres riset unggulan yang dapat dikolaborasikan antar anggota konsorsium.
Wenny Bekti Sunarharum, PhD dari Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (UB) yang berkesempatan mewakili UB, menyampaikan presentasi mengenai “Tantangan Global Kopi dalam Konteks Indonesia”, dan bagaimana penelitian terkait kopi dikembangkan di UB melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Wenny mengatakan, untuk mengatasi tantangan global diperlukan pendekatan multidisipliner, dan kolaborasi. Beberapa riset, dan publikasi bereputasi UB terkait komoditas kopi yang disampaikan di antaranya adalah bagaimana kopi ditangani mulai dari hulu hingga hilir (farm to cup). Dengan melibatkan beragam bidang mulai dari pertanian, agroforestri, pasca panen dan pengolahan, hingga konsumen dan sosial ekonomi, bisnis, serta kesehatan.
Disampaikan pula bahwa UB memiliki UB Forest yang juga mengelola perkebunan kopi di antara pohon pinus, dan di lingkungan hutan. Karenanya sangat potensial untuk dilakukan kolaborasi di antara peserta simposium yang hadir.
Acara ditutup dengan penandatanganan dokumen kesepakatan Kerjasama antara UC-Davis yang memiliki Coffee Centre dengan tujuh PTN dan Kemdikbudristek. Ke depan, konsorsium diharapkan dapat menjadi inisiator dalam percepatan perkembangan riset dan teknologi serta peningkatan kesejahteraan petani kopi dan industri berbasis kopi Indonesia.