Tingkatkan Produksi Kentang Desa Ngadas, FP UB Inisiasi Peta Tentatif

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Tim KKN FP UB Desa Ngadas Inisiasi Pembuatan Peta Tentatif Pertama di Desa Ngadas, Kec. Poncokusumo, Kabupaten Malang

Desa Ngadas di Kabupaten Malang, yang menjadi perlintasan terakhir menuju Gunung Bromo, kini memiliki peta tentatif pertama yang diinisiasi oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB).

Desa ini memiliki luas wilayah 395 hektar, dengan 14 hektar area pemukiman dan 381 hektar area pertanian yang mayoritas digunakan untuk budidaya kentang, komoditas unggulan desa tersebut. Dengan tujuan meningkatkan produksi kentang, Tim KKN FP UB merancang program pemetaan lahan.

Program pemetaan lahan dimulai Senin (08/07/2024), dipandu oleh Dian Islami Prasetyaningrum, S.S., M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Lapang dan Dr. Kurniawan Sigit Wicaksono, S.P., M.Sc dari Departemen Tanah FP UB.

Setelah berkoordinasi dengan Kepala Desa Mujianto, tim diberikan izin untuk melakukan pengukuran pH tanah menggunakan pH meter. Mujianto mengatakan, “Saya mengizinkan penancapan pH meter di tanah untuk kebutuhan pemetaan lahan. Petani di sini sudah familiar dengan pH meter, namun mereka belum percaya dengan hasilnya”.

Dr. Kurniawan memberikan briefing dan praktik pengecekan koordinat titik ikat, serta pengukuran pH tanah menggunakan aplikasi Avenza Maps, GPS Garmin Handheld, dan pH meter di titik yang telah ditentukan.

 

Pemetaan berlangsung selama empat hari. Pada hari pertama, tim mengidentifikasi 15 titik merah untuk pengukuran pH dan 4 titik kuning sebagai titik ikat. Hari kedua memperoleh 17 titik merah dan 9 titik kuning, hari ketiga mendapatkan 13 titik merah dan 1 titik kuning, dan hari keempat mengidentifikasi 4 titik merah serta 1 titik kuning. Data ini akan divisualisasikan dalam peta tentatif yang terdiri dari peta citra satelit, peta penggunaan lahan, dan peta kesuburan tanah Desa Ngadas.

Program ini ditutup dengan pemaparan hasil kepada aparat Desa Ngadas dan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Poncokusumo di Balai Budaya Desa Ngadas pada Senin (15/07/2024).

“Peta pertama adalah peta citra satelit yang menunjukkan bangunan penting di Desa Ngadas, seperti SDN 2 Ngadas, Kantor Desa Ngadas, dan Vihara Paramitha. Peta penggunaan lahan menunjukkan bangunan, hutan, pemukiman, dan tegalan. Terakhir, peta kesuburan tanah dengan rentang pH antara 6,2 hingga 7,4 menunjukkan kenetralan tanah yang mendukung produksi kentang. Abu vulkanik dari Gunung Bromo dan Gunung Semeru turut meningkatkan kesuburan tanah,” terang Dr. Kurniawan.

Wahyu Lis Setyaningsih, S.P dari BPP Kecamatan Poncokusumo menambahkan, pengambilan sampel biasanya dilakukan setelah panen untuk menghindari bahan kimia yang mempengaruhi tingkat keasaman tanah. “Peta tentatif ini representatif dan perlu rekomendasi lebih lanjut mengenai pemberian pupuk kepada petani,” ungkap Wahyu.

Pengukuran pH di musim penghujan pada titik koordinat yang sama juga disarankan untuk meningkatkan kevalidan peta tentatif. Program pemetaan lahan ini menjadi kebanggaan bagi Tim KKN FP UB Desa Ngadas karena berhasil menciptakan inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat. [Tim KKN/Hilya/Irene]