SIARAN PERS
10 Agustus 2021
Nomor 87/VIII/2021
Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis mematikan dengan jumlah kasus yang tergolong tinggi. Data Berdasarkan International Diabetes Federation Pada tahun 2015, Indonesia menempati urutan ke 9 orang penderita diabetes melitus terbanyak di dunia.
Diabetes melitus menyebabkan komplikasi berupa luka diabetes, yang mengakibatkan amputasi kaki bahkan pada kematian.
Penyembuhan luka kaki diabetes sudah banyak menggunakan beberapa pengobatan, mulai dari medis hingga non medis. Namun, terapi alternatif lebih banyak diminati oleh masyarakat di seluruh dunia karena pengobatan yang dikeluarkan relatif lebih sedikit, dan tidak menimbulkan efek samping.
Keong mas dikenal sebagai hama yang merugikan petani. Untuk mencegah kerugian yang semakin besar dapat dilakukan dengan memanfaatkan telur keong mas tersebut. Bahan alternatif berupa telur keong mas ini ternyata memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi yang ternyata dapat digunakan sebagai bahan penyembuhan luka.
Melihat hal tersebut, tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mencoba memberikan solusi memanfaatkan bahan telur keong mas sebagai alternatif penyembuhan luka kaki diabetes.
Mereka adalah Chosiatun Nafingah (FK), Silvi Zakiyatul Ilmiyah (FMIPA), serta Divai Nabilatul Ngilmiyah (FP).
Di bawah bimbingan dosen dr.Yulia Dwi Setya, M. Biomed, penelitian tersebut berhasil memperoleh pendanan dari Kemdikbudristek dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 bidang Riset Eksakta.
“Pada penelitian ini, kami menggunakan Sel Punca Mesenkim sebagai bahan tambahan yang akan dikombinasikan dengan telur keong mas,” kata Chosiatun.
Menurut Penelitian, Sel Punca Mesenkim memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan dengan cara menutup luka, meningkatkan angiogenesis, memodulasi peradangan, dan meregulasi remodeling matriks ekstraselular.
Telur keong mas diekstrak sehingga didapatkan zat warna karotenoid berupa cairan kental berwarna oranye serta sel punca mesenkim yang nantinya kedua bahan tersebut akan dikombinasikan pada perban sebagai dressing luka untuk menjaga luka tetap lembab dan bakteri dari luar tidak masuk ke dalam.
Chosiatun, sebagai perwakilan tim berharap efektif, penelitan ini dapat membantu dalam penggunaan alternatif baru penyembuhan luka yang sekaligus sebagai pemberantas keong mas yang dianggap hama oleh para petani. Sehingga hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan diaplikasikan secara langsung pada manusia. (ICH/Humas UB).
Contact Person:
Kotok Gurito, S.E.
Kepala Humas UB
+62815-5551-110
Website : prasetya.ub.ac.id
Instagram : @univ.brawijaya
Twitter : @UB_Official
Facebook : @Universitas.Brawijaya.Official