Rektor dan Kepala BPS Resmikan Pojok Statistika

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Rektor dan Kepala BPS saat meresmikan Pojok Statistika

Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR,MS bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) meresmikan Pojok Statistik, pada Senin (21/3/2022). Layanan ini merupakan kolaborasi antara  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Pojok Statistik merupakan layanan kolaborasi antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Perguruan Tinggi yang berfungsi sebagai media layanan dan promosi statistik di lingkungan universitas yang bertujuan untuk meningkatkan layanan dan promosi statistik di lingkungan universitas, meningkatkan literasi dan kesadaran akan data statistik, dan memperkuat Sistem Statistik Nasional (SSN).
Selain peresmian Pojok Statistik, FEB bersama dengan BPS juga menyelenggarakan kuliah umum secara hybrid. Mengambil tema “Peran Data Statistik Dalam Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Ekonomi Nasional”, kuliah tamu tersebut dihadiri 300 peserta meliputi mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum, dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Dr. Margo Yuwono, S.Si.,M.Si. sebagai pembicara .
“Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa data statistik memegang peran penting dalam aspek pembangunan, siklus dalam aspek pembangunan meliputi perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan, evaluasi pembangunan, dan pengendalian pembangunan,”kata Margo.
Margo mengatakan makna dari orientasi pembangunan yang berfokus kepada manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, pembangunan dapat dikatakan berhasil jika masyarakat itu mempunyai pilihan-pilihan untuk mengakses kesehatan, sehingga memiliki umur panjang, bisa mengakses pendidikan yang lebih luas, sehingga pengetahuan menjadi bagus, dan bisa mengakses sektor-sektor ekonomi, sehingga bisa mendapat kehidupan yang layak.
Dr. Margo Yuwono, M.Si

“Dalam proses pelaksanaan pembangunan perlu dipastikan keselarasan antara input, proses, dan output. Seringkali kita merasa sudah memberikan input dalam pembangunan, seakan-akan kita menuntut outputnya sesuai dengan apa yang kita harapkan, padahal ada tahapan proses, hasil, dan evaluasi. Dalam merencanakan pembangunan seringkali hasil tidak sejalan, jika inputnya bagus tetapi prosesnya tidak bagus, pasti akan menghasilkan output yang tidak bagus, oleh karena itu dalam proses pelaksanaan pembangunan perlu dipetakan indikator input, proses dan output,” ujarnya.

Beberapa tantangan ekonomi Indonesia, imbuh pria kelahiran Blitar ini antara lain masih adanya recovery gap dalam pemulihan ekonomi Indonesia, dan membutuhkan penanganan khusus. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa PDB riil per kapita masih belum kembali ke level pra krisis. Pengangguran dan kemiskinan mengalami perbaikan, namun belum kembali ke masa sebelum pandemi, serta resiko global akan memberikan tantangan terhadap perekonomian Indonsia di tahun 2022-2023.
“Dengan tema RKP di tahun 2023 “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.” perlu dituntut dengan penyediaan data statistik yang adaptif, kebutuhan data semakin banyak untuk menjawab berbagai kebutuhan, maka kolaborasi antar lembaga dibutuhkan, juga perlunya pemanfaatan sumber data baru (big data), dan juga pengembangan metodologi statistik,” pungkas Margo.