Pengmas FKUB: Cegah Penyakit Kardiovaskular pada Petani akibat Paparan Organophospate

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Tim Pengabdian Masyarakat FK-UB menyelenggarakan program yang bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada petani akibat paparan organophospate.

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) yang terdiri dari Prof. Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp., M.Kes, dr. Cholid Tri Tjahjono, Sp.JP, Dr. Kumboyono, M.Kep., Sp.Kep.Kom, dan Ns. Shilla Wisnasari, M. Biomed menyelenggarakan program yang bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada petani akibat paparan organophospate. Kegiatan ini diselenggarakan di Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, selama bulan Oktober 2021.

Prof. Dr. Titin Andri Wihastuti, S.Kp., M.Kes selaku ketua tim menyampaikan, kegiatan ini dilakukan karena melihat tingginya angka kesakitan dan kematian penyakit kardiovaskular, yang hingga saat ini masih menjadi beban masyarakat di Indonesia.

“Berbagai kondisi seperti dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus telah terbukti berperan dalam patogenesis penyakit kardiovaskular. Selain itu, gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, gaya hidup sedenter, dan kurangnya aktivitas fisik diketahui juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular,” jelas Prof. Titin.

Penyuluhan tentang bijak dalam penggunaan Organophosfat.

Terlepas dari faktor risiko klasik tersebut, Prof. Titin menuturkan, zat beracun yang banyak digunakan di lingkungan, termasuk organophosfat juga telah dibuktikan sebagai risiko baru penyakit kardiovaskular, seperti peradangan dan stres oksidatif. Pestisida, herbisida dan insektisida pada umumnya berbahan dasar organofosfat dan banyak digunakan dalam bidang pertanian.

“Paparan organofosfat dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi organ yang bersifat ireversibel. Dan petani merupakan kelompok yang paling banyak terpapar bahan kimia tersebut. Selain petani, keluarga petani dan masyarakat yang tinggal di daerah pertanian juga menjadi kelompok yang rentan terhadap paparan pestisida,” papar Guru Besar bidang Ilmu Keperawatan ini.

Pemeriksaan kesehatan gratis.

Pada populasi yang lebih luas, paparan pestisida terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi residu pestisida. Jalur utama masuknya pestisida ke dalam tubuh yaitu melalui makanan, tanah, atau air.

Untuk itu Prof. Titin dan tim memberikan beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya adalah penyuluhan tentang Penyakit Jantung Koroner, penyuluhan tentang Bijak dalam Penggunaan Organophosfat, dan  pemeriksaan kesehatan gratis. Selain itu juga diselenggarakan pelatihan pembuatan herbisida dan insektisida dari bahan alam dengan pemateri Dr. Juniawan, SP., MP dari BBPP Ketindan Lawang.

Kegiatan ini diikuti para petani hortikultura dari berbagai gapoktan di wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian Karangploso. Peserta kegiatan sangat antusias dan bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan sangat aktif memberikan pertanyaan dan diskusi.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat petani untuk dapat mengenal lebih jauh tentang penyakit jantung dan upaya untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan organophosfat dengan menggunakan bahan alam,” pungkasnya. [TAW/Humas UB]