Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Arvin Wahyu Nor Imam (FTP), Lucky Candra Musahada (FTP), Wahyu Dwi Ristianingrum (FTP), dan Muhammad Amin Tadzakuri (FT) membuat protype yang dapat menghasilkan energi bersih dan juga aman, bernama MINIUM.
MINIUM dibuat dengan konsep inovasi berupa fusi dingin dengan pemanfaatan thorium yang menjadi limbah tambang. EVIC-STRUM mengintegrasikan rangkaian sistem seri untuk menghasilkan energi yang lebih banyak sehingga dapat menghidupkan alat-alat elektronik sederhana.
Komponen prototype terdiri dari tiga komponen utama. Komponen pertama yaitu tabung reaktor sebagai tempat reaksi fusi dingin. Energi yang dihasilkan dari reaktor akan disimpan pada komponen kedua yaitu kapasitor. Jika energi pada kapasitor sudah penuh maka energi dapat disalurkan melalui komponen ketiga yaitu inverter. Fungsi komponen inverter yaitu untuk mengubah aliran listrik DC (searah) menjadi AC (bolak-balik). Listrik yang dihasilkan tersebut dapat menghidupkan alat-alat Elektronik sederhana.
“Diangkat dari permasalahan limbah tambang di Indonesia yaitu thorium, MINIUM hadir untuk mengubah limbah tersebut menjadi energi yang dapat dimanfaatkan. Penggunaan thorium secara konvensional masih sebatas digunakan untuk pembuatan kaos petromaks, sedangan kaos petromaks sudah digantikan oleh lampu-lampu yang lebih modern. Oleh karena itu, potensi MINIUM memiliki prospek yang cemerlang dan baik, apalagi pembangunan sektor pertambangan yang melonjak saat ini karena tren dari mobil listrik,”kata salah satu tim Arvin.
Hasil yang diperoleh yaitu prototype MINIUM dapat melakukan pengisian kapasitor dan luaran energi yang dihasilkan dari prototyoe ini sehingga mampu menghidupkan alat-alat elektronik sederhana. Penggunaan MINIUM ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan energi yang lebih bersih sebagai upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“MINIUM diharapkan dapat berkerjasama dengan perusahaan atau investor yang bergerak pada bidang energi terbarukan. Semoga MINIMUM dapat meningkatkan perekonomian dan kesediaan energi di Indonesia. Selanjutnya, terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK) dan juga Universitas Brawijaya yang sudah senantiasa mendukung kami dalam merealisasikan inovasi dari ide ini,”kata Arvian.