Melalui Orkestra, Mahasiswa UB Bisa Antar Tuna Grahita Juara Se Kota Malang

TIM ORKESTRA Bersama Siswa Siswi SLB Melalui program Optimalisasi Kreativitas Seni Tuna Grahita atau ORKESTA, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mampu antar siswa siswi tuna grahita memperoleh gelar juara dalam perlombaan kreativitas dan ketangkasan yang diselanggarakan oleh pemkot Kota Malang .

Wildan Avian (FIA), Dodi Irawan (FISIP), Reny Rachmatika (FK), Anjang Feronica (FK), dan Nadiya Maulidyah (FK) menerapkan tiga metode ORKESTA, yaitu pembelajaran, pendampingan, dan praktek pada siswa-siswi SLB Sumber Dharma  kota Malang.

Wildan sebagai ketua tim mengatakan persepi negatif masyarakat  umum terhadap difabel mendasari timnya untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang potensi dibalik kekurangan mereka.

“Setelah kami gali ternyata adek adek difable terutama yang tuna grahita mempunyai otak kanan yang kuat dibandingkan otak kiri. Hal ini berarti potensi seni mereka jauh lebih kuat dibandingkan di bidang akademis,”kata Wildan.

Berlatar belakang hal tersebut, mereka lantas melakukan pengajaran drama, kerajinan tangan, menari, menyanyi, puisi, dan tilawah.

Proses pengajaran, pendampingan, dan praktek yang dilakukan selama satu bulan menghasilkan dampak positif, yaitu pertama mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa siswi SLB Sumber Dharma melalui prestasi yang diraih pada kategori menari, bernyanyi, drama, dan puisi dalam dalam perlombaan kreativitas dan ketangkasan yang diselanggarakan oleh pemkot Kota Malang

Kedua siswa-siswi SLB Sumber Dharma mampu mengadakan pertunjukkan seni pada bulan April bersamaan dengan peringatan hari Kartini. Pertunjukkan seni diselenggarakan pada bulan April bersamaan dengan peringatan hari kartini. Pertunjukan seni tersebut diselenggarakan dihadapan dewan gruu dan orang tua serta para volunteer.

Hasil positif yang diraih ternyata menambah kepercayaan diri tim untuk menambah program kerja yang telah mereka susun, yaitu dengan melakukan sosialisasi perekrutan volunteer Sahabat ORKESTRA.

Mereka berharap Sahabat ORKESTRA bisa sama seperti program Indonesia Mengajar yang digencarkan oleh Anis Baswedan.

“Bedanya kalau Indonesia Mengajar sasarannya adalah sekolah-sekolah umum yang ada di pelosok tanah air, sedangkan pada Sahabat Orkestra, volunteer diharapkan bisa melakukan pengajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB). Untuk sosialisasi perekrutan volunteer pertama akan dilakukan pada organisasi di dalam kampus UB,”kata Wildan. [Oky Dian/Humas UB]