Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan matras otomatis yang diberi nama Matring. Matras ini diperuntukkan bagi pasien yang memerlukan perawatan dengan tirah baring lama atau bed rest untuk mencegah timbulnya luka dekubitus.
Mereka adalah Muhammad Isa Mahendra, Ridha Saniyyah Rindradi, Mohammad Wahyusuf Hidayatullah, Adam Farrel Fadhlurrahman, dan Muhammad Fajar Nur Rohman. Tim merupakan gabungan dari Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Teknik (FT).
Luka dekubitus atau luka akibat tekanan di kulit karena posisi tubuh yang tidak berganti dalam waktu lama, seperti pada pasien stroke atau penyakit lain. Luka ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berujung kematian.
Untuk itu di bawah bimbingan dosen Dr. dr. Sri Soenarti, Sp.PD, para mahasiswa berinovasi untuk memudahkan pasien mengganti posisi baring, sehingga dapat terhindar dari luka dekubitus.
“Matras ini dapat miring secara otomatis ke kanan dan kiri pada periode waktu tertentu, sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan bagian bawah tubuh dengan bantalan angin dan posisi yang berubah-ubah. Selain itu penggunaan matras ini dapat meringankan pengasuh dalam merawat pasien,” jelas Mahendra.
Ia menambahkan, matras ini belum pernah diproduksi di Indonesia, sehingga ide inovasi ini merupakan terobosan baru dalam pencegahan luka dekubitus.
Disamping kemudahan yang ditawarkan, matras ini juga akan dijual dengan harga ekonomis berkisar enam juta rupiah per unit.
“Harapannya dalam waktu enam bulan kedepan produk matras ini sudah bisa diproduksi dan dipatenkan, sedangkan untuk produksi massal sendiri diharapkan dapat terealisasi dalam waktu setahun mendatang,” pungkasnya.
Melalui terobosan tersebut, tim akan berjuang mengikuti seleksi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXV Tahun 2022. [Matring/Irene]