Kelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Raviki Afandy dan beranggotakan Fahreza Nurwahyu Habibillah dan Yusak Natalino Purnomo di bawah bimbingan drg. Astika Swastirani, M.SI, berusaha mengungkap bahwa ekstrak dari alga hijau dapat digunakan untuk mengatasi radang gusi.
Kajian ilmiah dengan mengambil tema “Teknologi Nanospray Ekstrak Alga Hijau sebagai Penghambat Sitokin Penyakit Abses Gingiva pada Tikus Putih” yang dilakukan pada 11 Agustus 2020 sampai dengan 30 September 2020 menemukan fakta baru yaitu ekstrak alga hijau dari kelompok plankton dapat dibuat senyawa yang lebih kecil dengan nanoteknologi dalam sediaan nanospray.
“Nanospray ini murni menggunakan ekstrak alga hijau,yang didapat di perairan Malang Selatan. Ekstrak ini mengandung beta karoten, astaxanthin, antibiotik, antioksidan dan anti inflamasi. Perkiraan proses pembuatan kurang lebih sekitar 2 minggu”, jelas Raviki.
Alga hijau yang akan digunakan diambil sarinya dan dicampur dengan bahan pendukung lalu dimasukkan ke dalam alat spray. Nanospray dipilih, imbuh Raviki, karena ukuran partikel yang disemprotkan lebih sedikit dan lebih akurat. “Sehingga ekstrak alga hijau bisa lebih optimal diserap gusi yang radang”, imbuhnya..
Selain anti inflamasi, Alga Hijau juga bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan berbahan alami. “Karena senyawa astaxanthin yang dimiliki dapat menjadi sumber antioksidan”, pungkas Fakhreza.