Sudah tidak heran lagi melihat tumpukan limbah kelapa berserak di banyak tempat.
Mengingat minuman kelapa tidak kian surut peminatnya, begitu pula dengan sisa hasil sampahnya yang tak kunjung terselesaikan.
Bila mungkin orang-orang terdahulu menggunakan limbah kelapa sebagai bahan bakar seperti briket arang, tidak terkecuali yang dialami oleh penduduk Dusun Krajan.
Mengamati hal tersebut tim mahasiswa Universitas Brawijaya menanggulangi limbah tersebut melalui program pengabdian masyarakat berlokasi di Dusun Krajan, Desa Srimulyo, Dampit, Kab. Malang.
Tim PKM PM terdiri dari lima mahasiswa asal Universitas Brawijaya; Shauqi Abda’i (FTP), Ogi Wellen (FP), Mimin Fitrianingsih, Gendis Salsa, dan Fatima Evitariany (FTP) yang dibimbing oleh Joko Prasetyo, STP, M.Si mempunyai inovasi yang memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk berdaya guna, yakni cocopeat dan cocofiber.
Sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan barang ini, namun tidak banyak orang tahu cara mengolahnya.
Dengan daya yang ada, tim juga bantu memberikan solusi dengan menyumbang mesin chopper sabut kelapa.
Cocopeat sebagai media tanam alternatif dari penggunaan pupuk biasa. Sedangkan cocofiber dipergunakan untuk bahan pembuatan produk kerajinan.
Potensi tersebut dapat dimanfaatkan penduduk setempat sebagai ladang usaha yang berpeluang besar dikala pandemi yang masih berlangsung maupun di waktu lebih lanjut.
Disini penduduk setempat juga dikenalkan cara penanaman menggunakan media tanam cocopeat dan cocofiber.
Diharapkan dengan kegiatan program yang diadakan ini menjadi contoh untuk jalan keluar atas persoalan yang dialami juga oleh daerah-daerah lain.