Mahasiswa UB Aplikasikan Teknologi Jaket Anti Kantuk

Tim PKM SIJARDi zaman yang membutuhkan mobilisasi tinggi ini, masyarakat kota maupun desa lebih memilih menggunakan sepeda motor. Hal ini dikarenakan lebih efisien waktu dan hemat biaya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sepeda motor di Indonesia sampai tahun 2013 mencapai 84.732.652 unit. Banyaknya sepeda motor di Indonesia berdampak pada jumlah kecelakaan yang juga besar. Menurut data Korlantas Kepolisian Republik Indonesia pada tahun 2016 terjadi 34.559 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 5.606 orang.

Di antara kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi, sebagian besar disebabkan pengendara  yang lelah atau mengantuk. Untuk itu, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggagas jaket anti kantuk yang diberi nama SIJAR (Smart Android Jacket for Safety Riding and Relaxation). Mereka adalah Ryandanu Aldy Yudhistira (Fakultas Teknik 2014), Erya Septy Dwi Wardhani (Fakultas Teknik 2015), Ibrahim Ahmad Ibadurrohman (Fakultas Teknik 2015), Indradianto (Fakultas Teknik 2015), dan Annisa Rachmawati (Fakultas Kedokteran 2015). Kegiatan ini telah didanai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Rudy Soenoko, M.Eng.Sc., kelima mahasiswa ini menciptakan teknologi yang menerapkan ilmu biomedical engineering. Salah satu anggota tim Ibrahim Ahmad Ibadurrohman menyampaikan, teknologi ini sebagai solusi atas permasalahan yang dialami OYI-Jek. OYI-Jek sendiri merupakan suatu usaha penyedia jasa ojek online yang diciptakan oleh sekumpulan mahasiswa UB.

“Para pengendara OYI-Jek beroperasi dari jam enam pagi sampai jam sembilan malam dalam seminggu, bahkan terkadang menerima pesanan di atas jam sembilan malam. Akibatnya, beberapa pengendara mengalami kelelahan dan kantuk karena jam kerja berlebih. Apabila hal ini terjadi dalam waktu lama, dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas karena pengendara berada pada kondisi kurang bugar. Efek jangka panjangnya yaitu tingkat kepercayaan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan menurun, diikuti dengan berkurangnya jumlah pesanan sehingga pendapatan para pengendara juga menurun. Untuk itu kami ciptakan jaket ini,” papar Ibrahim.

SIJAR memanfaatkan terapi listrik dan rangkaian elektrik dengan dihubungkan ke sistem Android yang dikemas dalam sebuah jaket. Alat ini akan bekerja dengan sensor yang dipasangkan pada jari tangan, sehingga ketika status seorang driver terbaca dalam kondisi kantuk, alat terapi listrik akan bekerja dengan memberikan efek kejut berupa pijatan.

“Saat ini SIJAR diciptakan untuk mecegah terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengendara ojek online Oyi-Jek Malang, namun kedepannya kami berharap produk ini juga bermanfaat untuk masyarakat luas,” pungkasnya. [Ibr/Ryn/Irene]