Mahasiswa FTP Sulap Daun Cengkeh Jadi Antioksidan Alami

Clove FTP TeamTingginya efek samping antioksidan sintesis pada konsumsi minyak goreng dapat mengakibatkan pembesaran  hati, tumor, serta gangguan kesehatan lainnya. Padahal saat ini minyak goreng yang beredar di pasaran masih menggunakan antioksidan sintesis yang salah satunya berjenis Butilated Hidroxy Toluena (BHT).

Hal inilah yang melatari belakangi kelima mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya melakukan penelitian antioksidan alami berbahan daun cengkeh. Kelima mahasiswa tersebut adalah Fidyah Afiyata (THP 2014), Nestya Hariyoko (THP 2014), Zahwa Aisah (THP 2014), Rezita Anggi H.A (THP 2014) dan Sarah Devi Silvian (THP 2015)  yang menciptakan “Clove Leave Extract for Antioksidant (CLE-FOX).

Cle-fox merupakan antioksidan alami yang terbuat dari ekstrak daun cengkeh.

Antioksidan Alami dari Daun Cengkeh“Kami melihat tren masa kini yang menunjukkan makin tingginya konsumsi minyak goreng. Padahal minyak goreng yang beredar umumnya masih menggunakan BHT untuk memperpanjang umur simpan serta mencegah oksidasi. Disisi lain, berdasarkan penelitian, kami menemukan bahwa ekstraksi daun cengkeh memiliki kandungan eugenol yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai anti oksidan alami. Kebetulan Kabupaten Malang memiliki komoditas cengkeh yang cukup melimpah. Jadi ibaratnya kami ini sekali dayung dua tiga pulau terlampui. Selain untuk masalah kesehatan, kami juga ingin mengoptimalkan komoditas cengkeh di Malang sesuai ilmu yang kami dapat di kampus,”kata Zahwa salah satu kreator Cle-Fox.

Saat ini tim Cle Fox telah melakukan berbagai analisa meliputi uji Bilangan peroksida, Asam Lemak Bebas, Bilangan TBA, pH, Uji Stabilitas Penyimpanan, aplikasi di bidang pangan dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan IC50. Hasilnya, antioksidan minyak daun cengkeh ini mampu menyamai aktivitas antioksidan sintetis seperti BHT yang banyak digunakan industri pengolahan minyak goreng.

“Perlu adanya peningkatan nilai guna daun cengkeh melihat potensi kandungan senyawanya dan setelah dilakukan pengujian, ternyata antioksidan dari daun cengkeh lebih efektif menghambat kerusakan minyak goreng dibandingkan antioksidan sintetik BHT. Selain itu, saat ini beberapa negara juga sedang melirik pemanfaatan minyak atsiri untuk dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai manfaat. Ini juga merupakan peluang untuk terus mengembangkan penelitian minyak atsiri daun cengkeh melihat potensi minyak atsiri dari daun cengkeh yang dapat diaplikasikan diberbagai bidang mulai dari bidang pangan, kesehatan maupun kosmetik,” pungkas Zahwa. Tim berharap antioksidan alami ini dapat meningkatkan kualitas minyak goreng Indonesia serta meningkatkan nilai guna daun cengkeh dengan memaksimalkan peranan dari ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga inovasi produk bisa berkembang dan lebih bermanfaat bagi manusia. (dse/humas UB)