Mahasiswa FP Teliti Potensi Bakteri Indigenous UB Forest Untuk Kesehatan Tanaman Tomat

Sorry, this entry is only available in Indonesian.

Era new normal menuntut masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat menyebabkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi sayur meningkat salah satunya tomat. Salah satu jenis tomat yang populer di dunia dan banyak diminati masyarakat yakni Tomat Cherry (Solanum lycopersicum var. cerasiforme).

Permintaan terhadap tomat cherry di Indonesia sangat tinggi, tetapi hanya dapat dipenuhi sekitar 60% dari produksi dalam negeri, sehingga sisanya harus impor (Wuryani et al. 2014). Faktor penyebab kurang maksimalnya produktivitas tanaman tomat cherry antara lain tingkat kesuburan tanah, keadaan cuaca yang tidak menentu, kondisi benih serta adanya serangan hama dan penyakit tanaman.

Selain itu, kondisi lingkungan yang kurang sesuai bagi pertumbuhan tomat cherry menyebabkan kerontokan daun, bunga, dan buah sebelum waktu panen.

Berdasarkan permasalahan tersebut empat inovator muda Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang terdiri dari Gilang Putri Haswari, Ninda Rahayuningtyas, Nur Sofa Riana, dan Nathan Akbar Siswanto dibawah bimbingan Luqman Qurata Aini SP.,M.Si.,Ph.D. melakukan riset untuk mengetahui potensi bakteri Indigenous UB Forest sebagai biostimulan tanaman tomat cherry.

“Kami ingin mengetahui kemampuan beberapa isolat tunggal bakteri Indigenous UB Forest sebagai biostimulan tanaman tomat cherry serta pengaruh kandungan senyawa total fenol dan enzim PAL terhadap ketahanan serta kesehatan tanaman tersebut” Kata Ninda, Kamis (11/08/2022).

Riset ini dilakukan mulai bulan Juni hingga Agustus 2022 di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Kelurahan Jatimulyo, Lowokwaru, Malang. Adapun tahap riset ini mulai dari persiapan suspensi bakteri Indigenous UB Forest, penanaman tanaman tomat cherry, aplikasi suspensi bakteri indigenous UB Forest pada tanaman tomat cherry, tahap terakhir pengamatan yang meliputi jumlah daun, tinggi tanaman, luas daun, persentase intensitas penyakit hawar daun, analisis kandungan fenolik, enzim Phenylalanin Ammonia Lyase (PAL) serta kandungan klorofil total.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa bakteri Indigenous UB Forest yang memiliki kemampuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat cherry yakni UB 53 (Pseudomonas sp.). Kemampuan bakteri tersebut dalam meningkatkan pertumbuhan tomat cherry sebesar 56% dilihat berdasarkan parameter jumlah daun, tinggi tanaman, dan luas daun.

Sedangkan bakteri yang memiliki kemampuan baik dalam meningkatkan kesehatan tanaman yaitu Pseudomonas sp. (UB 53) dan Bacillus sp. (UB 62), kedua isolat bakteri tersebut mampu menekan patogen Phythophtora infestans pada tomat cherry dengan persentase sebesar 65% berdasarkan perhitungan intensitas serangan penyakit dan kandungan enzim PAL.

Berdasarkan hal tersebut Bakteri Pseudomonas sp. (UB 53) dan Bacillus sp. (UB 62) berpotensi untuk dikonsorsiumkan menjadi biostimulan tanaman yang mampu memacu pertumbuhan dan kesehatan tanaman tomat cherry dengan teknik pengaplikasian yang tepat.

Riset ini juga menghasilkan luaran berupa artikel ilmiah dan buku pedoman teknik perbanyakan dan pengaplikasian bakteri Indigenous UB Forest pada budidaya tomat cherry. Buku edukasi tersebut rencana akan dipublikasikan pada google play books. Sehingga manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Riset ini mendapatkan pendanaan dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berjuang untuk mewakili Universitas Brawijaya menuju PIMNAS 35.