Penyakit degeneratif merupakan penyakit nomor satu didunia khususnya di Indonesia. Menurut badan Kesehatan dunia WHO, dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2018, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit degeneretif.
Penyakit degeneratif adalah penyakit tidak menular tetapi merupakan penyakit yang kronis dan sangat membahayakan apabila tidak segera dicegah.
Salah satu cara untuk mencegah penyakit degeneratif yang disebabkan dari radikal bebas sendiri adalah dengan konsumsi makanan, minuman atau suplemen yang tinggi akan antioksidan. Adapun tanaman yang mempunyai kandungan antioksida alami yang tinggi yaitu coklat.
Menimbang hal tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Dela Dafista (FAPET) bersama dua anggota lainnya yakni Nanda Nabilah (FAPET) dan Eka Dhanik S (FAPET) dibawah bimbingan Dr.Abdul Manab , S.Pt.,MP. terdorong untuk menggagas ide penelitian yang bertajuk “ Analisis Proteomik Penggunaan Microbial Rennet (Mucor Pusillus Dan Mucor Miehei) sebagai Koagulan Kasein Pada Cream Cheese Functional Terfortifikasi Polifenol Cocoa”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanoemulsi polifenol cocoa protein whey sebagai bahan fortifikasi pada cream cheese functional berdasarkan senyawa bioaktif dan mengetahui pengaruh microbial rennet (Muchor pusillus dan Muchor miehei) pada cream cheese functional terfortifikasi nanoemulsi polifenol cocoa protein whey terhadap kajian proteomik dan aktivitas antioksidan.
Cocoa (Coklat) merupakan tanaman dengan kandungan antioksidan alami yang tinggi. Untuk membantu sistem kerja antioksidan membutuhkan protein.
Oleh karena itu, aktivitas antioksidan polifenol cocoa akan bekerja lebih efektif jika dalam bentuk nanoemulsi polifenol cocoa protein whey.
Nanoemulsi polifenol cocoa protein whey apabila difortifikasi dengan cream cheese dapat menambah kandungan nutrisi pada cream cheese menjadi lebih baik. Menurut Dela, Cream Cheese banyak digemari oleh masyarakat mulai anak-anak maupun orang dewasan , cream cheese banyak diaplikasikan pada makanan sebagai olesan pada roti, dressing kue, pelengkap sandwich dan campuran masakan.
“Umumnya koagulan yang biasa digunakan adalah rennet dari enzim renin anak sapi, tetapi masih dipertanyakan untuk kehalalannya. Oleh karena itu, kami menggunakan microbial rennet (Muchor pusillus dan Muchor miehei) sebagai pengganti rennet dari enzim rennin anak sapi sehingga nantinya cream cheese functional terfortifikasi nanonoemulsi cocoa protein whey ini bisa menjadikan sebagai pangan fungsional yang mampu dikonsumsi untuk mencegah penyakit degenerative,” katanya.