Lima Mahasiswa UB Gagas Sistem Transportasi Terintegrasi Ramah Lingkungan

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Salah satu kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Pendidikan Tinggi (PKM Dikti) yang lolos insentif pada bidang Gagasan Futuristik Tertulis (GFT) mengusung sebuah sistem transportasi revolusioner yang disebut sebagai Sistem Transportasi Terintegrasi dan Ramah Lingkungan (SiTeRang) untuk menciptakan tata kelola perkotaan yang berkelanjutan.

Kelompok tersebut terdiri atas lima mahasiswa, yaitu Herdimas Erick (FIB), Larasati Candra (FIB), Dwiki Alif Setiawan (FH), Laila Yelia Habib (FH), dan Meirida Karisma Putri (FMIPA) dibawah bimbingan salah satu dosen Fakultas Ilmu Budaya, Fredy Nugroho Setiawan S., M.Hum.

Herdimas Erick, ketua kelompok menjelaskan gagasan SiTeRang dilatarbelakangi oleh pentingnya kebutuhan masyarakat Indonesia dalam melakukan mobilisasi yang efisien, nyaman, aman, dan terintegrasi serta dapat mengatasi permasalahan kemacetan, polusi udara, dan pemborosan energi. Hal tersebut, lanjutnya, sejalan dengan penerapan rencana yang digagas para pemimpin dunia terkait Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya mengenai kota dan komunitas yang berkelanjutan.

Laila Yelia, salah satu anggota kelompok, menambahkan bahwa SiTeRang terdiri dari tiga sistem yang saling terintegrasi dengan memanfaatkan perpaduan teknologi inovatif dan ramah lingkungan untuk menciptakan tata kelola perkotaan yang berkelanjutan. Ketiga gagasan tersebut terdiri dari smart transport, centralized transportation transit terminal, dan green energy-based transportation.

Gagasan pertama yang diajukan adalah sistem Smart Transport. Sistem ini merupakan sebuah konsep yang menggunakan teknologi mumpuni untuk mendukung terciptanya mobilitas masyarakat yang lebih terintegrasi dan ramah lingkungan. Sistem ini memanfaatkan tiga fitur berteknologi, yaitu One Card System, Internet of Things (IoT), dan data center.

Gagasan kedua yaitu Centralized Transportation Transit Terminal atau Tempat Transit Transportasi Terpadu, berfokus pada efisiensi, efektivitas, dan ketepatan waktu. Sistem ini memungkinkan adanya lokasi pusat terminal transportasi umum berupa terminal terapung (floating transit terminal) yang saling berdekatan satu sama lain seperti stasiun dan halte bus sehingga penumpang dapat dengan mudah beralih moda transportasi.

Terakhir adalah konsep Green Energy-based Transportation. Konsep ini bekerja dengan menerapkan mesin ganda pada kendaraan, yaitu menempatkan panel surya pada moda transportasi sebagai energi utama yang dihasilkan dari air laut dengan memanfaatkan prinsip sel volta. Energi yang dihasilkan oleh prinsip tersebut kemudian disalurkan ke power storage sebagai energi alternatif. Energi alternatif tersebut selanjutnya dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam operasional SiTeRang.

Herdimas berharap gagasannya dapat dijadikan sebagai solusi mutakhir yang dapat mengatasi permasalahan transportasi perkotaan.

“SiTeRang diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat urban akan sistem transportasi perkotaan terintegrasi yang ramah lingkungan,”katanya.