Kunjungan Prof. Utsunomiya dari Universitas Shizuoka Jepang di Kelompok Kajian “Hikari”- Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Sorry, this entry is only available in Indonesia.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya mendapat kunjungan istimewa dari Prof. Utsunomiya Hiroaki, seorang ahli pendidikan bahasa dari Universitas Shizuoka, Jepang. Kunjungan ini diselenggarakan oleh Kelompok Kajian “Hikari” dan dihadiri oleh sejumlah dosen serta mahasiswa dari Program Pendidikan dan Sastra Jepang.

Turut hadir dalam acara tersebut Dr. Sri Aju Indrowaty, M.Pd., dari Program Pendidikan Jepang, Bpk. Agus Budi Cahyono, M.Litt., serta Dr. Dra. Ismi Prihandari, M.Hum., dan Ibu Aliffia Rachmawati, S.S., M.Li., dari Program Sastra Jepang. Selain itu, terdapat tiga mahasiswa yang mengikuti pertemuan ini, salah satunya akan segera berangkat ke Jepang untuk mengikuti Program Japan Foundation selama 44 hari.

Dalam forum ini, Prof. Utsunomiya menyampaikan hasil penelitian terbarunya yang berjudul **これからの言語教育 (Kore kara no Gengou Kyouiku)**, yang berarti “Masa Depan Pendidikan Bahasa.” Beliau menekankan bahwa masa depan pendidikan bahasa sangat dipengaruhi oleh cara pandang individu terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui berbagai contoh menarik, beliau menggambarkan bagaimana setiap individu bisa memiliki persepsi yang berbeda dalam memahami suatu hal.

Salah satu contoh yang diberikan adalah ilustrasi sederhana tentang perbedaan perspektif antara dua orang yang melihat gambar yang sama, dimana satu orang melihatnya sebagai paruh burung, sementara yang lain melihatnya sebagai kelinci. Selain itu, Prof. Utsunomiya juga membahas perbedaan makna dalam bahasa Jepang berdasarkan konteks, seperti:

 リンゴを食べる (Ringo wo Taberu/Makan Apel) 

リンゴを剥く (Ringo wo Muku/Mengupas Apel)  

 ぽかぽか陽気 (Poka Poka Youki/Hangat Ceria) 

ぽかぽか殴る (Poka Poka Naguru/Pukulan Hangat)  

お!すごいね (O! Sugoine/O Hebat) 

は?すごいね (Ha? Sugoine/Ha Hebat)

Melalui contoh-contoh ini, Prof. Utsunomiya menunjukkan bagaimana makna suatu kalimat dapat berbeda tergantung situasi, konteks, dan cara pengucapan. Hal ini berbeda dari studi pragmatik yang lebih fokus pada penggunaan bahasa dalam konteks tertentu.

Setelah presentasi selama satu jam yang diselingi dengan tanya jawab interaktif, pertemuan ini berakhir dengan sesi foto bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi semua peserta.

Kunjungan ini menjadi momen berharga bagi Kelompok Kajian “Hikari” dan para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, memperkaya wawasan tentang masa depan pendidikan bahasa dan pentingnya memahami konteks dalam penggunaan bahasa. (TIM)